Apapun Masalahnya, Rebahan Solusinya

Kamar menjadi tempat pulang terakhir dari segala kepergianku Apapun Masalahnya, Rebahan Solusinya
Apapun Masalahnya, Rebahan Solusinya
  Gambar dari bayupradana.com  

"Yang sepi tidak selamanya menakutkan dan terkadang aku malah butuh semua itu ketika merasa sedang lelah"

Pagi akan berganti dengan malam, malam akan berlalu dengan datangnya pagi. Hari ini aku memiliki banyak kegiatan, keringatku juga sudah banyak yang menetes. Dari jalan kecil, hingga jalan yang besar aku lewati, rasanya kakiku sedikit pegal, badanku serasa lemas, apalagi lagi jika mengingat bahwa hari ini aku sedang berpuasa. Tidak ada lagi tempat yang bisa aku bayangkan begitu nikmat, selain tempat istirahat yang banyak orang sebut sebagai kamar.

Kamar adalah tempat yang paling nyaman untuk berbaring ketika fisik sedang lelah, tidak jarang aku mengunjungi tempat ini dan tak pernah melewati satu menit yang kuhabiskan dengan merebahkan diri di atas kasur. Dalam keadaan ini perasaan buruk apapun aku akhiri, menghabiskan waktu berdiam diri di dalam kamar menjadi keseharian ketika aku memiliki banyak jam kosong. 

Braghhh, membanting badan dan melepas semua beban, sambil melihat atap kamar, sepoi udara dari jendela dan kipas angin menyatu membuat suasana semakin tenang. 


Kamar memang termasuk bagian penting dalam hidupku


Kamar memang termasuk bagian penting dalam hidupku, apalagi aku seorang perempuan. Memilih warna biru sebagai nuansa ruangannya, berbaris rapi boneka-boneka kesayangan ku, banyak buku-buku yang aku susun rapi di samping beberapa piala penghargaan. 

Baju seragam sekolah ku yang aku gantung rapi di belakang pintu, dan aku banyak memasang hiasan hasil tulis di dinding sebagai penambah kesan rasa hobiku pada tulisan. 

Sesekali aku bersandar pada pojok kasur sambil memegang handphone dan mendengarkan musik favoritku, keadaan ini akan membuat siapapun yang membaca pasti akan mengantuk. Tanpa disadari aku pun tertidur dengan sendirinya, dan rasa lelahku hilang ketika aku terbangun.

"Kamar adalah teman baikku, dia tidak pernah mengeluh ketika aku mengeluarkan keluhan. Dia tidak pernah tertawa ketika aku menumpahkan air mata di bantal. Dia tidak pernah membenciku karena aku mengotori sisi-sisinya. Dan dia juga tidak pernah memarahi aku karena aku telat merapikan ruangannya. Kamar menjadi tempat pulang terakhir dari segala kepergianku, aku begitu menyukai hal ini".

Aku pikir semua orang memang memperlakukan atau mendefinisikan kamar seperti ini. Karena pada dasarnya jika akan mendapatkan keuntungan, manusia sendiri yang mengambilnya. 

Apapun Masalahnya, Rebahan Solusinya

Dunia sedang membesarkan Kalimat DI RUMAH SAJA, dan banyak orang memilih kamar sebagai pilihan yang paling sering diminati. Tidak sedikit orang-orang yang mengabadikan setiap momen liburnya, tapi dengan kondisi yang begini serentak caption mereka berubah dari libur biasanya. Semua teman sosmedku menulis seperti ini "Apapun masalahnya, rebahan solusinya"

Tulisan ini mengarah pada kegiatan tidur, entah di kamar atau ruangan dalam rumah lainnya. 

Jiwa rumahanku meronta ketika melihat kamar dengan bantal-bantalnya yang membuat matamu semakin mengecil. Seperti dosa jika aku benar-benar memilih untuk tidur dibanding mengerjakan hal lain yang lebih bermanfaat. 

Aku merasa ruangan ini memiliki magnet yang membuat siapapun selalu ingin mendekatinya. Meski kamar yang ku punya tidak sebagus ruang kamar di hotel-hotel sana, hanya dengan sederhana ini aku semakin menyukai berlama-lama di didalamnya. 

"Ah seandainya kamar ini bisa bicara, mungkin dia sudah bosan melihatku"

Ibuku juga sering mengatakan "Apakah kamu tidak bosan hampir setiap hari berada di kamar?", Ya tentu jawaban ku tidak. 

Bagaimana mungkin aku membiarkan kamarku sepi tanpa penghuni, sedangkan dia terus memanggilku. 

"Baiknya kamar ini dia selalu memelukku erat, seperti seseorang yang takut kehilangan sesuatu". Tak ada kata jenuh, sebab, aku juga memang membutuhkan tempat yang dapat menampung segala kelemahanku. 

Kalian pasti berpikir bahwa aku ini sudah gila yang menjadikan kamar sebagai teman. Kalian salah, aku hanya menulis perihal yang aku ketahui kenyataannya. Kita punya pemikiran dan komentar yang berbeda-beda, biarlah kamarku menjadi ruangan favoritku, pendapatmu hanya angin lewat yang membuat panas kupingku.

Bangunan sebesar apapun jika tak dapat membuat seseorang nyaman berada di dalamnya, hal itu akan sia-sia. Menurutku, nyaman adalah syarat yang paling penting untuk menjadikan bangunan berpenampilan semakin dahsyat. 

Ini kamarku, mana kamarmu? 


Semoga kita memiliki pendapat yang sama, agar kedepannya menjadikan kamar-kamar kita sebagai ruangan yang paling berkesan. Tetap dirumah saja, dan buat kamarmu menjadi seindah kamarku.

4 komentar

  1. Dengan rebahan kita bisa berfikir lebih tenang, berfikir dengan kepala dingin untuk mencari solusi
    1. Betul sekali, sepakat kak hehehe
  2. Rebahanlah jika tubuh tak mampu berdiri dan menangislah jika emosi tidak mampu ditahan. Tapi menangis saat rebahan adalah solusi jitu saat kita malu curhat pada siapapun dan mereka tidak mampu memahami perasaan kita.
    1. Eh iya :) kombinasi yang epic dah rebahan mbari nagis :)
No Spam, Please.