Asih, Anak yang Berbakti

Asih sangat menyayangi ibunya. Bungsu dari 2 bersaudara itu gak pernah mengeluarkan kata-kata yang nadanya tinggi pada sang bunda. Anak yang Berbakti

Anak yang Berbakti

Selama umrah di baitullah, saya bersama 4 orang teman seperjalanan menempati satu kamar di hotel. Di Madinah Hotel Al Haram. Di Makkah Hotel Hilton Convention, bukan Hilton Suites yaah, yang cuman 50 meter jaraknya dari halaman Masjidil Haram. 

Ini adalah sedikit kisah salah dua dari tiga room mate saya. Namanya Asih Puji Lestari dan ibundanya Suwiji Lestari. Di pesawat, sebenernya saya sebelahan duduknya di kursi 54C. Sempet duduk bareng sebentar terus salaman, sebelom bebeb ngajak saya pindah duduk karena ada deretan kursi kosong. Ceritanya mah biar bisa duduk bareng. #uhhuks

Dari tiba di Al Haram, saya dibikin bengong sama bawaan mereka. Buanyaakkk bingits. Padahal rata-rata kita sudah direpotkan dengan membawa koper besar dan koper yang kecilan. Tapi mereka masih tambah bawaan beberapa tas, dan kantong ekslusif yang isinya ternyata semacam alat bantu jalan tapi bisa jadi kursi yang bisa didudukin kalo lagi antri atau nunggu lama. Wuiihhh, canggih. 

Di kamar, tas mereka dibongkar, isinya berbagai macam obat, vitamin, suplemen, alat kesehatan seperti alat cek gula darah, asam urat dan kolesterol, perban, alkohol lengkep dengan gunting, kasa dan rivanol. Berbagai obat luar semacam balsem, freshcare, minyak kayu putih sampai tolak angin ada. 

Tas yang satunya isinya aneka macam cemilan semisal biskuit, snack, atau kue-kue kemasan beraneka rupa. Dijamin gak bakal kelaparan keknya klo jalan deketan bareng mereka. Xixixixi... Maasyaa Allah. Allah baik banget, tauuukk aja saya butuh rekan macam tuu. 😆

Loh kok jadi kepo sama bawaan orang? Tapi... yang saya mau ceritain bukan tetang bawaan mereka, tapi bakti seorang anak gadis cantik jelita, lulusan S2 yang sangat luar biasa pada sang ibunda. 

Ceritalah keduanya, kalo Bu Suwiji sakit. Diabetes, ada maag juga trus kaki beliau lagi ada luka terbuka. Pantesss jalannya butuh tongkat. 

Asih jelas sangat menyayangi ibunya. Selama bersama mereka, saya menyaksikan bungsu dari 2 bersaudara itu gak pernah mengeluarkan kata-kata yang nadanya tinggi pada sang bunda. Walaupun (maaf) sang bunda kadang bertingkah "layaknya anak kecil". Sangat menggemaskan, mungkin kelak jika saya menua akan seperti itu juga. Tapi yang membuat saya terharu, Asih selalu menyebut ibunya dengan sebutan ibundaku yang cantik, atau  Mama tersayang, atau bidadari....duhhh. 

Asih selalu menyiapkan semua keperluan ibunya secara detail, tidak lupa selalu nawarin sesuatu padanya, atau menanyakan apa perasaan sang ibu tanpa jemu. 

Saya juga kerap mendapati Asih sedang mengelus-elus punggungnya setiap berbaring, mengoleskan balsem, minyak kayu putih atau freshcare di bagian tubuh manapun yang ibunya mau. 

Setiap pagi dan sore atau habis aktivitas keluar, Asih akan membuka perban di kaki ibunya. Membersihkan lukanya dengan sangat telaten, menggantinya dengan perban yang baru dengan rapi, bahkan mencium luka di kaki ibunya itu tanpa rasa risih sedikitpun!!! 

Pas saya tanya, Asih dengan ringan menjawab, "Ibu kan ada mengidap diabetes, kalo lukanya bau, itu artinya bahaya, makanya biar tau lukanya bahaya atau engga, yaa aku cium." 

Maa syaa Allah....

Banyak catatan baik saya terhadap gadis ini, betapa orangtuanya telah berhasil mendidik seorang anak yang sangat pengasih dan berbakti. Didikan seperti apa yang orangtua berikan kepadanya? 

Asih "belom" ngaji. Saya menduga begitu karena pas liat foto profil WhatsApp-nya dia belum berjilbab. Tapi akhlaknya pada orangtua saya akui sungguh luar biasa. Bakti tulusnya tanpa rekayasa seperti makna namanya: Kasih yang terpuji dan lestari. Karena bila pura-pura akan nampak oleh saya yang nyaris selalu sama-sama. 

Barakallah Asih. Semoga Allah memberi kamu hidayah dan rahmat-Nya tersebab baktimu yang indah pada ibunda. Amiiin.

Terima kasih udah mengajarkan hikmah berharga tiada tara buat saya. 

#RinduBaitullahTerus

Penulis Mak Sri Suharni
Rabu, 24 April 2019


Posting Komentar

No Spam, Please.