Iseng Ikut Jualan Petasan Sambil Belajar Dagang

Petasan dibuat tentu ada tujuan dan manfaat, pro kontra tentu ada seiring banyaknya penyalahgunaan petasan. Iseng Jualan Petasan Sambil Belajar Dagang
Iseng Ikut Jualan Petasan Sambil Belajar Dagang


Bulan puasa, adalah bulan usaha. Tadinya mau kasih judul begitu, tapi gak jadi, selain terlalu serius, takut judulnya merusak arti kata "usaha" yang beneran, padahal saya waktu itu jualan petasan menjelang ramadan cuma iseng-iseng aja. Menjadi istimewa bagi saya karena, seingat saya, ini kali pertama dalam hidup saya mencoba belajar berdagang :)

Tahun 80an, ketika 1 dolar masih sekitar kurang lebih seribu lima ratus rupiah, dengan berbekal uang 10-20 ribu saya udah serasa kaya sultan. 

Ya naik angkutan umum juga jauh dekat masih 100 rupiah alias cepek, naik metromini pun kadang kami gak bayar karena menyebut nama supir atau emang kenal sama kernetnya yang kebetulan tetangga. Kalaupun salah sebut nama, paling cuman diomelin sama kernet/kondektur, kalo metromini penuh disuruh berdiri ngasih tempat duduk ke penumpang yang gak kebagian duduk. Ya tau diri lah, ngalah sama penumpang yang bayar ongkos. 😁

----------------

Langit di atas terminal Kampung Melayu belum tertutup flyover, ya iyalah jangankan jalan Basuki Rahmat, jalan layang di atas Jalan Ahmad Yani (By Pass) Jakarta Timur aja aja belom ada. Flyover bypass tuh seingat saya baru dibangun akhir 80an sampai awal 90an, di proyek itulah teknik Sosrobahu  untuk pembangunan jalan layang karya Tjokorda Raka Sukawati diterapkan dan dipatenkan.

Dari Kampung Melayu kemudian beberapa bocil bercelana pendek itu menyebrang dan berjalan melawan arus kendaraan sekitar 200 meter ke arah Otista. Gak lama berjalan mereka belok kanan menuju bantaran Ciliwung. Perahu tambangan dari kayu siap menyeberangkan para bocil ini menuju wilayah Kelurahan Bidara Cina.

Di sana ada beberapa rumah warga dalam gang yang jadi distributor segala macam petasan, kembang api, air mancur dlsb. Asal ada duit di kantong, mau beli petasan model apa aja tersedia.

Pulang dari sana pasukan bocil masih bisa belanja petasan dkk di Stamplas Bogor Mester atau Jatinegara. Cuma kudu waspada, pedagang petasan di Jatinegara sering dirazia. 

Kalo pas lagi razia begitu pasukan bocil ngumpetin belanjaannya di bawah mobil yang terparkir sambil liat-liat suasana. Iseng-iseng minta petasan yang disita dan diangkut kamtib.
Sebatang dua batang petasan janwe yang tercecer sih anggap aja bonus.

Bapak-bapak kamtib (sekarang Pol PP) palingan juga ingat sama anak-anak mereka kalau melihat kami berebutan memungut petasan yang tercecer. 

Kami sangat menikmati privilese sosial yang selalu menganggap kami belum cukup umur terhadap semua aturan hukum, anak-anak pelajar yang suka tawuran juga menikmati hak khusus ini kan? ditangkap polisi juga paling dilepasin lagi.


Belajar Dagang


Dari pengeluaran belanja itu, ditambah pengeluaran lain seperti ongkos dan jajan, itu semua dihitung dan dianggap modal. Belum lagi kalo tar pas jualan eh ada yang ujug-ujug minta rokok dll, pengeluaran tidak terduga model begini juga dianggap sebagai modal.

Petasan yang kita beli per pak dijual eceran, harganya melihat harga jual di lingkungan, kalau masih masuk atau masih bisa menutup modal ya dijual di harga yang sama. Kalau ada model petasan yang enggak tersedia di kampung sekitar barulah bisa dijual dengan harga yang ada margin keuntungan.

"Petasan ini harganya berapa bang?"
"100 tiga" jawab si Abang penjual petasan.
"500 dua puluh boleh bang?" tanya saya menawar?
"500 tujuh belas lah," jawab si Abang sambil mengumpulkan petasan banting yang mirip bakso kecil berwarna putih.
"Gak deh bang. Saya beli tiga aja," sambil mananyakan harga jualannya yang lain.

Survey harga pasar bisa dilakukan sendiri, kita juga bisa memanfaatkan jasa orang lain kalo si penjual udah tau kalo kita jualan petasan juga. Ini namanya intelejen pasar. Halah!!!

Dari hasil berjualan petasan selama menjelang puasa sampai lebaran itu seingat saya bisa belanja modal 2 sampai 3 kali. Namanya juga jualan musiman, kalau pendapatan bagus dilanjutkan. Kalau biasa-biasa aja ya stop. Hanya sekadar kegiatan ngabuburit sambil mencari uang.

Enaknya jualan petasan di kampung itu selain mencari uang (It's only business), juga bisa melihat orang main petasan, menikmati petasan kan gak harus pakai uang sendiri hehehe. 

 Manusia Petasan Sanggar Si Jampang, Neroktog, Pinang, Tangerang 

Petasan dibuat tentu ada tujuan dan manfaat yang mengiringinya, pro dan kontra tentu saja ada seiring dengan semakin banyaknya penyalahgunaan tujuan petasan. 

Di beberapa acara terkait seni dan kebudayaan, petasan masih digunakan dengan tujuan tertentu, baik sebagai pemberitahu akan adanya sebuah acara, dan lain-lain sesuai dengan tradisi dan budaya masyarakat sekitar. Hal itu masih menjadi tradisi atau kebiasaan, dan kita sebagai pendatang harus bisa menghormati praktek semacam itu di beberapa daerah.

Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi petasan sudah mulai tergantikan dan penggunaan petasan menjadi lebih ke romantisasi kenangan atau nostalgia, selebihnya ditinggalkan karena alasan mubazir, kekanak-kanakan bahkan sampai anggapan buang-buang uang. 

Saya sendiri selama itu adalah pilihan yang dilakukan oleh orang lain ya netral-netral saja. 

Namun untuk pemakaian pribadi, jika ada kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh selain petasan, saya lebih cenderung untuk memilih tidak menggunakan petasan, alasan saya serderhana, petasan membawa risiko melukai dan merusak, saya tidak suka risiko itu.

Kalau lebih lanjut saya mempertanyakan kepada diri saya sendiri, mau cari apa dengan petasan? sensasi gejolak adrenalin saat menyulut sumbu? 
Menyuapi ego dengan merasa mampu meledakkan sesuatu? 
Mencari perhatian dengan memanfaatkan ledakan petasan yang bikin kaget? 
Kesimpulan saya, mudharat petasan lebih banyak daripada manfaatnya. Kalau pendapat Anda berbeda ya silahkan saja :)

Begitulah nostalgia saya saat iseng ikut-ikutan teman jualan petasan menjelang bulan puasa sampai mau lebaran, pengalaman yang masih teringat, ngabuburit sambil belajar dagang.

Beranjak remaja saya sudah tidak jualan petasan lagi. Lebih ke menjual jasa mengecat rumah sebelum lebaran dan jasa lainnya yang lebih minim modal dan lebih cepat masa kerjanya.

Jasa mengecat hanya jual tenaga, segala peralatan dan cat tentu saja disiapkan si pemilik rumah. 

Masa pengerjaan paling lama 3 hari sudah selesai, dikerjakan seharian dengan penghasilan lumayan untuk beli sendal lebaran.

Selamat menyambut bulan suci Ramadan :)





Posting Komentar

No Spam, Please.