Ramadan Kok Malah Tawuran?

Tawuran bukan hal yang hanya ada pada saat Ramadan, mengidentikan sahur on the road dengan tawuran juga lebih merupakan kesimpulan yang kebablasan, tawuran itu bisa terjadi kapan saja kalau situasi dan kondisi memungkinkan, mau pagi, siang, sore maupun malam
tawuran sahur on the road bekasi

POLRES Metro Bekasi Kota meminta kepada masyarakat Kota Bekasi agar tidak melaksanakan kegiatan sahur bersama di luar rumah atau dikenal dengan sahur on the road. Demikian disampaikan oleh Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing.

Bukan tak punya alasan, kepolisian khawatir kegiatan tersebut dapat menimbulkan gangguan ketertiban masyarakat. - (Laman Web Berita bekasi.pojoksatu.id Senin, 6 Mei 2019)
***

Kedatangan bulan Ramadan yang telah dinantikan selalu disambut dengan berbagai kegiatan yang merupakan wujud kegembiraan, dari mulai pawai obor, kegiatan buka bersama bahkan sampai sahur bersama, sahur on the road dan lain-lain.

Dari banyak kegiatan itu, mungkin hanya kegiatan sahur on the road yang masih menjadi pro kontra. Dari banyak kegiatan sahur on the road yang dilakukan, beberapa menjadi pemicu terjadinya tawuran yang tidak jarang menimbulkan korban.

Di sisi lain sahur on the road juga merupakan kegiatan ladang amal bagi yang melaksanakan, setidaknya berbagi makanan sahur memiliki tujuan yang sama dengan berbagi makanan saat menjelang berbuka puasa.


Tawuran di Bulan Suci Ramadan

Tawuran bukan hal yang hanya ada pada saat Ramadan, mengidentikan sahur on the road dengan tawuran juga lebih merupakan kesimpulan yang kebablasan, tawuran itu bisa terjadi kapan saja kalau situasi dan kondisi memungkinkan, mau pagi, siang, sore maupun malam.

Tawuran adalah fenomena sosial dan kolektif, karenanya sering ditemui pribadi-pribadi pelaku tawuran adalah pribadi yang biasa-biasa saja, tapi menjadi agresif saat bersama dengan kelompoknya.

Ada proses de-individualisasi, solidaritas kelompok dan emosi massa di sana. Sederhananya, situasi dan lingkungan yang mengubah seseorang dari pribadi yang biasa-biasa saja menjadi kelompok agresif sehingga memungkinkan terjadinya tawuran.

Ada teori yang menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pencari kenikmatan (Pleasure Principle) sehingga segala bentuk perilakunya dilandasi dorongan insting melakukan apa-apa yang disukainya dan mengulangi kenikmatan tersebut. 

Efek kenikmatan ini yang perlu dicari hingga motifnya agar solusi yang dilakukan benar-benar menyelesaikan persoalan.

Kalau para pelaku mendapatkan efek kesenangan dan kenikmatan saat melakukan tawuran maka akan sulit memberantas tawuran jika kegiatan penggantinya tidak memiliki level kesenangan yang setara. 

Pendekatan moral dengan penyuluhan dan himbauan tentunya tidak dapat mengurangi tawuran kecuali dibarengi pendekatan penghargaan dan hukuman (reward & punishment).

sel penjara

Jika alternatif kegiatan dalam ajang kreativitas baik berupa kompetisi atau tidak sudah disediakan tidak bisa juga meredam tawuran maka tidak ada cara lain kecuali pendekatan hukum demi ketertiban sipil wajib ditegakkan

Pengenaan pasal-pasal pidana dan penyertaan pidana harus bisa memutus aksi tawuran yang di beberapa lokasi sudah dianggap sebagai tradisi. Dengan bijak mestinya pendekatan hukum ini juga konsisten sekalipun dilakukan oleh mereka yang masih di bawah umur (anak-anak).

Sebagai masyarakat saya kira tidak ada salahnya jika kita berinisiatif mencegah situasi-situasi yang memungkinkan terjadinya tawuran seperti menjadikan lokasi-lokasi tempat berkumpulnya massa menjadi tidak kondusif untuk berkumpul, dan bila perlu menangkap pelaku untuk kemudian diserahkan kepada yang berwajib. Jangan sampai sudah ada korban baru kemudian bertindak.

belajar bisnis entrepreneur

Saya tidak yakin tawuran benar-benar dapat diberantas. Dibutuhkan kegiatan-kegiatan lain yang benar-benar dirasakan manfaatnya sebagai kegiatan pengalihan. 

Namun demikian sulit untuk mengajak masyarakat dalam kegiatan yang benar-benar mereka rasakan manfaatnya kalau wadahnya saja tidak ada, karenanya organisasi-organisasi kemasyarakatan memiliki peran yang cukup penting untuk meminimalisir risiko tawuran dengan terus melakukan kegiatan-kegiatan positif yang melibatkan masyarakat.

Teorinya seperti itu, memang tidak mudah tapi tidak mustahil dilakukan jika ada kemauan dan dukungan yang jelas dari segenap unsur masyarakat.

Mulailah aktif dalam kegiatan-kegiatan kolektif kemasyarakatan apapun itu, jika sudah bisa berkontribusi positif maka kita bisa menarik keterlibatan semakin banyak masyarakat khususnya pemuda dalam kegiatan positif. 

Kegiatan positif tentu saja sangat luas, diutamakan kegiatan yang bisa menjadi sumber penghasilan ataupun kegiatan yang sesuai passion dan minat yang manfaatnya tidak terlihat atau tidak ternilai.

Semoga bulan puasa ini benar-benar wujud dari kerinduan kita selama ini, Marhaban Ya Ramadan, dan jangan sampai malah menjadi Marhaban Ya Tawuran.

Salam.


2 komentar

  1. Orang normal sahurnya pake makanan, orang diluar normal sahurnya pake emosyi wkwk. Semoga kita senantiasa menjadi pribadi yang istiqomah untuk bersabar. Amiiin..

    Anyway, salam kenal ya mbak hehe
    1. Ya salam kenal juga :)
No Spam, Please.