NYEPI - catatan kecil, kenangan dan refleksi saat Nyepi di Bali

Saya mengenang dan merindukan Nyepi dengan segala totalitas riuh rendahnya, kesibukannya, kecepatan mempersiapkan hal-hal sebelum waktu heningnya tiba

NYEPI

Sebuah catatan kecil, kenangan dan refleksi pribadi saya saat Nyepi di Bali.


NYEPI - catatan kecil, kenangan dan refleksi saat Nyepi di Bali


Om Swastiyastu 🙏🙏🙏

Tahun 1998, waktu itu saya diajak oleh beberapa sahabat Bali untuk ikut menjadi Pecalang di Banjar Gemeh, Jl. Mayjend Sutoyo Denpasar. Saya menikmati betul keheningan Nyepi. 

Sebelumnya saya gabung di malam Pengerupukan mengangkat Ogoh Ogoh mengelilingi lapangan Puputan Badung di depan Kodam Udayana. Saya dan teman teman seperti Wayan Panca, Osta, Wayan Bero, Gung Was, Gung De, Oli dan masih banyak lagi yang tak bisa saya sebutkan satu per satu) berbaring di jalanan menghadap langit cerah penuh bintang sambil bercerita (tentunya setengah berbisik) tentang hidup kami dan hal hal lucu. 

Beberapa orang mengantar Chawi, drummer Siluet Band ke Rumah Sakit karena malam itulah anak keduanya, seorang puteri, lahir dan di beri nama Anugerah Saka Puteri. Saya berterima kasih atas moment itu. 

NYEPI - catatan kecil, kenangan dan refleksi saat Nyepi di Bali


Tahun 1999, saya diajak lagi untuk ikut Pecalang di Banjar Wijaya Kusuma, Jalan Wijaya Kusuma Denpasar. Waktu itu saya di rumah musisi Bali "Triple XXX". (Rah Ming, Rahtut, Rahde, Rahtu, Rah Man). Mereka memang sudah seperti keluarga saya dan sahabat seperjuangan. Saya berjalan bersama teman-teman di sana seperti Rah De, Rahtut dan beberapa orang lainnya sampai di Jl. WR. Supratman lalu kembali. Saya berterima kasih untuk semua itu. 

Kecuali saya ada job di luar negeri, di luar daerah, atau ada schedule di Hard Rock Hotel (Di Hard Rock Hotel kami disediakan kamar di hari Nyepi jika on schedule ) saya di rumah saja melewati Nyepi. 

Saya suka sekali Nyepi. Nyepi itu sehat dan moment satu-satunya di dunia. Di moment itu saya beristirahat lahir bathin sambil baca buku koleksi saya (buku koleksi saya ada 6 kardus ukuran jumbo hehehhee). 

Saya mengenangnya dan merindukan Nyepi dengan segala totalitas riuh rendahnya, macetnya, kesibukannya, kecepatan mempersiapkan hal-hal sebelum, dan waktu heningnya tiba, dan Pagelaran Ogoh-Ogoh yang euphoria-nya begitu powerful dan sensasional, beberapa jam sebelum akhirnya semua hening di waktu Nyepi yang telah ditentukan. 

Sebuah prosesi religius yang ber 'Taksu', dinamis dan kuat. Kuat dalam eksplorasi energi luar: Angkat ogoh-ogoh dan berjalan kiloan kilometer, teriakan lepas membahana khas masyarakat Bali di saat Ogoh-Ogoh diputar di persimpangan jalan dan sebagainya; maupun eksplorasi energi dalam: Menahan diri untuk hening dan diam!.

Selamat melaksanakan Catur Brata Penyepian buat semua sahabat di Bali. Selamat memperjuangkan Dharma dari Adharma. Selamat melebur jiwa dengan spirit murni bumi selama 24 jam. Selamat menikmati indahnya kolaborasi keheningan alam dan manusianya yang cuma sekali dalam setahun dan di dunia ini hanya ada di Pulau Bali.

Teruntuk Pulau Bali dan seisi alamnya, TERIMA KASIH sebesar besarnya atas pemberianmu. 
Terima kasih atas cinta dan rejekimu. Terima kasih atas apapun yang pernah kulalui di sana; pahit, manis, hitam dan putih, suka duka, persahabatan, seni dan cinta kasih; yang menjadi salah satu bagian kehidupan yang indah dan besar dalam perjalanan waktuku.

Sekali lagi, Terima kasih!.

Om Chanti Chanti Chanti Om... 🙏🙏🙏 ❤❤❤


_________________
Penulis: Zul Saja

Sabtu, 13 Maret 2021.


Posting Komentar

No Spam, Please.