GALAPAGOS DAN KEPUNAHAN PARA RAKSASA

Yuval Noah Harari, Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia. Siapa yang bisa menjelaskan mengapa dinosaurus mati digempur meteor, sedangkan manusia bisa selamat
GALAPAGOS DAN KEPUNAHAN PARA RAKSASA Yuval Noah Harari, Sapiens

Judul Buku: Sapiens, Riwayat Singkat Umat Manusia
Penulis: Yuval Noah Harari
Genre: Nonfiksi, Ilmu Pengetahuan, Sejarah, Antropologi, Filsafat
Bahasa: Indonesia
Dimensi Buku: 23x15 cm/534 halaman
Penerbit: Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN: 978-602-4244-16-3


Di Kepulauan Galapagos, pada abad ke-16, orang Spanyol menemukan kura-kura raksasa. Kepulauan vulkanik itu kemudian dinamai sesuai bahasa Spanyol untuk kura-kura, yaitu galapago.

Setelah kedatangan manusia, tak sampai 500 tahun kemudian, populasi kura-kura raksasa itu menyusut drastis. Sekitar 250.000 ke 3.000 saja di tahun 1970-an.

Berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan oleh Yuval Noah Harari, kepunahan makhluk-makhluk raksasa entah mengapa selalu bersamaan dengan kedatangan kawanan manusia ke suatu wilayah tertentu.

Di Australia, kanguru raksasa dan marsupialia besar Diprotodon. Di Samudra Artika, mamut raksasa. Di Amerika, unta purba dan kukang tanah raksasa.

Sosok manusia yang kecil dan terlihat ringkih tampaknya membuat hewan-hewan tersebut tidak merasa terancam dengan kehadiran manusia. Padahal, dengan kemampuannya menggunakan alat dan imajinasinya, justru makhluk lemah inilah yang akhirnya menjadi pemenang dan menjadi satu-satunya penguasa planet biru ini.


GALAPAGOS DAN KEPUNAHAN PARA RAKSASA Yuval Noah Harari, Sapiens

Bukankan raksasa-raksasa itu punah karena perubahan iklim? 


Perubahan iklim bahkan yang paling ekstrim, yang terjadi setiap 100.000 tahun sekali terbukti tidak menimbulkan kepunahan sedahsyat itu.

Bukankah dinosaurus itu punah karena gempuran benda-benda langit yang menghunjam bumi?

Ya, itu juga salah satu teori. Tapi bisa juga meteor-meteor itu hanya kambing hitam. Siapa yang bisa menjelaskan mengapa dinosaurus mati digempur meteor, sedangkan manusia bisa selamat?

Apakah manusia memang sejahat itu ya? Kok kayaknya agak berlebihan memandang sejarah manusia di alam semesta ketika sudut pandangnya bukan dari sudut pandang konvensional sebagai manusia.
Sapiens, spesies manusia modern, ya kita-kita ini, memiliki kemampuan yang tidak dimiliki makhluk hidup lain

Sapiens, spesies manusia modern, ya kita-kita ini, memiliki kemampuan yang tidak dimiliki makhluk hidup lain. Bahkan oleh spesies manusia lain semacam Neandertal. Yalah kemampuan menciptakan "fiksi" dan mempercayainya.

Kemampuan menciptakan "fiksi" ini membuat spesies itu mampu mengorganisir lebih dari 100 anggota. Bahkan ribuan. Bahkan jutaan. Bahkan ratusan juta di era munculnya kerajaan, negara-bangsa, dan (maaf) agama. 

Dan hukum alam terbukti, mereka yang mampu hidup dalam kawanan yang lebih besar akan menang melawan kawanan-kawanan yang lebih kecil. Menang artinya menguasai. Kalah berarti dikuasai. Dan dikuasai artinya mereka akan menuju satu titik menyedihkan: kepunahan.

Bagaimana dengan kepunahan spesies manusia yang lain (selain Sapiens)? 

Tidak sulit membayangkan bahwa kita juga yang "membantai" mereka. Justru karena kemiripan mereka dengan kita, bisa jadi proses "pembantaian" itu lebih kejam dan sistematis. Banyak bukti kok, saat ini saja, jika kepentingannya terganggu, manusia enteng saja menyingkirkan manusia lain. Apalagi dengan, katakanlah, spesies manusia lain yang memang berbeda dengan kita.

Tapi kok tidak ada ilmuwan yang mengatakannya? 

Tentu saja tidak. Bukankah lebih aman untuk tidak menceritakan hal-hal buruk tentang nenek moyang kita? Lebih baik menjadikan meteor, kebakaran, kekeringan, atau banjir sebagai kambing hitam ketimbang mengakui sisi gelap kita sebagai manusia?

(Yuval Noah Harari, Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia, Terbitan Kepustakaan Populer Gramedia, cetakan ke-9, 2019, 526 halaman, Rp115.000,00) ODOB#038

25 komentar

  1. Jadi, kepunahan Dinosaurus enggak sepenuhnya berasal dari meteor? Tapi juga ada campur tangan manusia? Begitu kah? Wah saya pingin baca lebih lengkapnya
    1. Itu teori yang diajukan Yuval, si penulis buku :) mari membaca kak
  2. Teringat kembali pelajaran sejarah pada waktu masih sekolah, Sepertinya perlu dimasukkan ke list buku yang harus ada di Rak Rumah Baca kami ini.
    1. Ini salah satu buku populer karena pandangan-pandangannya yang "berbeda" dari pandangan umum :) selamat berburu
  3. Jadii kangen pelajaran:( soalnya ada sejarah ini dan buat referensi
    1. :D saya malah belum tuntas-tuntas baca ini buku, agak berat pembahasannya :)
  4. Wadooh gayn, segimana kagetnya kalo itu dinosaurus msih ada di zaman sekarang.
    1. Kalo zaman sekarang masih ada dinosaurus dan sebangsanya ya paling disuakakan atau ditaro di kebun binatang hahaha
    2. laah segede apa itu kebun binatangnya kalo dimasukin dinosaurus kak wkwk
    3. Sebesar pulau komodo barangkali :)
  5. Ini buku fiksi apa sejarah ya om?
    Saya jd bingung yg benar yg mana? Apa mungkin karena pengetahuan saya yg tllu cetek dan dikit ya, jd gak paham.. Heheheh
    1. Yang jelas ini bukan buku fiksi, ini buku tentang evolusi manusia yang yah emang cukup berat pembahasannya kak :)
  6. jadi ingat pelajaran sejarah plus gurunya. Amu suka sih baca buku evolusi gini.
    1. Perlu juga sih baca-baca buku referensi sejarah seperti ini, buat nambah wawasan :)
  7. Dibuat penasaran nih, jadi pegen baca bukunya...
    1. Hahahaha ini postingan bukan iklan buku loh, cuma sedikit review buku-buku bagus aja :)
  8. Susah ngebayangin betapa besarnya dinodaurus yang hidup dijaman dulu, apabila masih hidup saat ini
    1. Dari fosilnya aja udah terbayang sih sebesar apa :) Kalo zaman sekarang masih ada sepertinya ngeri juga hahaha
  9. Hewan yang saya mainkan saat kecil dulu jadi teringat, buku sejarahnya bagus kak
    1. Yuuup, banyak mainan dinosaurus apalagi semenjak ada film jurassic park hehehe
  10. buku nya menarik, bisa beli di mana bukunya?
    1. Kayaknya di toko-toko buku besar pasti ada deh ini buku bang, best seller kan
  11. Ulasan yang menarik. Buku ini termasuk ke dalam buku yang best seller yah. Temen saya ada buku ini, mana english pula bukan terjemahan. Katanya lebih enak langsung baca tulisan aslinya haha
    1. yang terjemahan bahasa indonesia aja susah memahaminya karena materinya yang berat apalagi yang bahasa inggris kak :)
No Spam, Please.