![]() |
Cahyo dari Taman Baca Tanjung |
Ini kali kedua saya bertemu dan mendengarkannya membaca puisi, pertama kali yaitu saat gelaran perpusjal Bekasi #15 tanggal 17 Februari 2018 di Pasar Modern Tarumajaya. Saya sendiri belum pernah menyambangi Taman Baca Tanjung tempatnya beraktivitas sehingga belum dapat bercerita banyak mengenai salah satu sosok pengisi acara yang cukup berkesan bagi saya itu.
Berikut selengkapnya puisi berjudul Sasmitha.
"SASMITHA"
Setelah langit membekas biru
Ayu Sri rahayu, menyanyikan serumpun padi
Hidupnya nista abadi
Mengandung janji
Harapan ibu pertiwi
Poerwadhi
memakai nama samaran Sri Amiranti
Yang dipaksa untuk dewasa
Sri Amiranti ?
Pelaut tampan yang buta arus laut itu ?
Pendaki cerdas yang buta arah ?
Lelaki pemalu yang sedang belajar menari ?
Poerwadhi ?
Perempuan tangguh yang takut patah hati!
Apakah kau berani mati muda ?
Apakah kau mau hidup seterusnya ?
Sasmitha,
Ini bukan persoalan anak didikmu
Yang merendahkanmu dengan bom waktu
Tapi karakter itu sangat kuat memang bisa dipisahkan!
Tapi tidak bisa dipilah
Jenis karangan; kabar, berita, kisah
Sejarah, hikayat dan sebagainya
Sama, itu hanyalah dongeng!
Sastra adalah kaca benggala
Militer termasuk aku
Memang satu komando
Tapi manusiakan ? Lain
Pro kemerdekaan, pro integrasi
Gardapaksi, Mahidi, Tim Alfa, Saka
Hanya demi merah putih
Hanya demi anak didikku
Terlalu dini menyebut mati
Masih butuh unsur kebudayaan,
Pendidikan
Ancaman represi ? Sasmitha.
Untuk Taman Baca Tanjung sendiri teman-teman bisa melihat dokumentasi kegiatan mereka di Instagram, cekidot https://www.instagram.com/tamanbacatanjung/
Nama kafenya, noted :D
BalasHapusSastra adalah kaca benggala => diksinya mantap euy, Om! Salut! Salut!
:D keren emang, tapi saya kurang paham itu makna puisinya hahaha
HapusPosting Komentar
No Spam, Please.