Cobalah sesekali waktu berkunjung dan menjadi teman bicara bagi mereka yang telah tua renta.
Jadilah teman bicara, bukan lawan bicara.
Kita akan temui banyak dari para orang tua itu yang berbahagia di senja usianya dan kita akan mendapatkan nasihat yang baik untuk diteladani, tapi sebagian akan memperlihatkan pada kita hal yang paling menakutkan dalam kehidupan seorang manusia, itu adalah penyesalan.
Umumnya adalah penyesalan akan kesempatan yang dapat mengubah hidupnya yang seharusnya mereka ambil saat mereka muda. Atau juga penyesalan karena tidak melakukan apa yang dulu seharusnya mereka lakukan.
Mereka tidak menyesali kegagalan, kesalahan dan hal-hal yang tidak mencapai tujuan, tapi mereka justru menyesali apa-apa yang tidak mereka lakukan.
Sebuah penyesalan yang mereka tidak mau kita mengalaminya, karena saat usia tak lagi muda, penyesalan bukanlah teman yang menyenangkan.
Pergunakan masa muda sebelum datang masa tua.
“A man is not old until regrets take the place of dreams.”
Postingan di atas hanya sebuah refleksi dari aktivitas yang belakangan ini dilakukan teman-teman di Rumah Pelangi, jauh sebelum Wak Enih diekspos di berbagai media. Ada kedekatan emosional antara beberapa anak-anak Rungi dengan Wak Enih sehingga akhirnya Rungi mendukung kegiatan adik-adik ini mendampingi Wak Enih. Hal paling minimal yang dilakukan adalah menemani Wak Enih saat jam makan siang dan menjelang sore, setidaknya ada 6 anak rungi yang bergantian atau bersama-sama melakukannya.
Empati.
Banyak teori mengenai bagaimana mengembangkan rasa empati yang kita milliki, Untuk gampangnya empati bisa juga disebut sebagai kepedulian.
Empati itu apa?, empati adalah kemampuan atau kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, kesanggupan untuk turut merasakan perasaan orang lain serta menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Peduli atau empati tak berhenti sampai di situ, tapi dilanjutkan dalam tahap menanggapi dan melakukan perbuatan yang diperlukan orang lain. Hingga timbul rasa kesetiakawanan sosial sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah saw, "Jalinan kasih sayang antara kaum muslimin ibarat satu tubuh. Bila ada satu anggota tubuh sakit maka anggota tubuh lainnya akan merasakan hal yang sama." (HR. Bukhari dan Muslim). Idealnya begitu :)
Empati itu apa?, empati adalah kemampuan atau kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, kesanggupan untuk turut merasakan perasaan orang lain serta menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Peduli atau empati tak berhenti sampai di situ, tapi dilanjutkan dalam tahap menanggapi dan melakukan perbuatan yang diperlukan orang lain. Hingga timbul rasa kesetiakawanan sosial sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah saw, "Jalinan kasih sayang antara kaum muslimin ibarat satu tubuh. Bila ada satu anggota tubuh sakit maka anggota tubuh lainnya akan merasakan hal yang sama." (HR. Bukhari dan Muslim). Idealnya begitu :)
Untuk dapat bersikap peka dan peduli (Empati) dibutuhkan tingkat kematangan kepribadian tertentu. Ada yang menilai bahwa kepedulian atau empati merupakan kata kunci dalam tahap akhir kecerdasan emosional. Sebabnya antara lain, karena untuk berempati seseorang harus mampu mengobservasi dan melibatkan banyak emosi dan logika.
Untuk beberapa adik-adik di rungi mungkin tidak ada kesulitan mempelajari ini dari buku, tapi mungkin untuk sebagian akan lebih mudah mempelajarinya melalui praktek. Dengan terus dipantau setidaknya kegiatan pendampingan juga untuk melatih rasa tanggung jawab dan banyak hal. Bukankah cita-cita utama pendirian Rumah Pelangi adalah untuk pendidikan karakter?