
Napak Tilas Pejuang Bekasi
BEKASI – Pernah kebayang gimana rasanya jadi pejuang kemerdekaan di zaman perang?
Nah, sekelompok komunitas keren di Bekasi baru aja ngadain acara napak tilas, alias jalan bareng menyusuri rute bersejarah dari Rengasdengklok sampai Gedung Juang Tambun.
Tujuannya? Buat flashback ke masa-masa di mana Bekasi jadi markas besar para pejuang kemerdekaan.
Acara seru ini digagas oleh Komunitas Historika Bekasi (KHB) dan diramaikan oleh banyak komunitas lain, seperti Anak Pinggir Kali Bekasi (ANPIKASI) dan Ikatan Keluarga Pejuang Bekasi (IKPB).
Ketua KHB, Agah Handoko, bilang kalau acara ini lebih dari sekadar jalan-jalan. “Napak Tilas ini seharusnya jadi agenda rutin. Ini cara kita buat respect dan ngasih hormat ke para pahlawan kemerdekaan, terutama para jagoan dari Bekasi,” kata Agah.
Intinya, acara ini mau ngingetin kita semua, para generasi Z dan milenial, bahwa Bekasi itu punya peran super penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Kenapa Bekasi Jadi 'Medan Perang'?
Jadi begini ceritanya: Setelah Indonesia proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan belum selesai. Belanda mau balik lagi ngejajah, dan mereka datang bonceng tentara Sekutu (Inggris). Nah, Jakarta sebagai ibu kota jadi pusat kedatangan mereka.
Bekasi, yang posisinya persis di timur Jakarta, otomatis jadi "benteng pertahanan" pertama. Para pejuang lokal, laskar rakyat, dan jawara-jawara Bekasi bersatu buat ngehadang Sekutu. Mereka mengubah setiap jengkal tanah Bekasi jadi markas dan zona pertempuran. Perjuangan mereka begitu sengit sampai tercatat dalam laporan intelijen Sekutu.

Bocoran dari 'Intel Report' Sekutu: Peta Kekuatan Pejuang Bekasi
Rahman Gholy, salah satu peserta napak tilas, mengaku bangga banget bisa ikut acara ini. Menurutnya, Bekasi itu isinya markas-markas rahasia yang dipimpin tokoh-tokoh legendaris perjuangan. (Kalo di dunia Marvel mereka itu ibarat para Avengers).
"Kita harus tahu, di Tambun itu ada Pak Macem dan Bantir, di Sukatani ada Haji Dachlan, terus di Tambelang ada Bapak Icing. Mereka ini komandan-komandan hebat pada masanya," jelasnya.
Kerennya lagi, kekuatan mereka ini sampai bikin pihak musuh (Sekutu) pusing dan bikin laporan intelijen khusus. Yuk, kita intip "data intel" mereka!
1. Grup Klender & Cakung (Pimpinannya: Haji Darip)
- Haji Darip: Komandan dari Barisan Rakyat Indonesia (BARA) ini kekuasaannya dari Klender sampai Cikampek. Pasukannya solid dan sering kolaborasi bareng TKR. Waktu situasi makin panas, markasnya sempat dipindah ke Purwakarta biar lebih aman.
- Target Lainnya: Sekutu juga ngincer Haji Maulana (yang bermarkas di Sukatani), Murhim (dikenal sebagai eksekutor pasukan musuh), dan Haji Salim. Semuanya punya senjata api, bikin Sekutu makin waspada.
2. Zona Panas: Pondok Ungu, Kranji & Teluk Pucung
- Pondok Ungu & Kali Abang: Basecamp ini dikuasai duet maut Tohir I & Tohir II. Pasukannya sekitar 30 orang, tapi senjatanya lengkap, dari pistol sampai karabin.
- Kranji: Di sini ada Haji Rian Bin Sirun dengan pasukan Banteng Merah-nya. Mereka jago gerilya, markasnya pindah-pindah biar nggak kelacak.
- Teluk Pucung: Ini markas super penting! Ada sekitar 50 pejuang bersenjata lengkap. Di sinilah Haji Jole, salah satu tokoh paling dicari Sekutu, bergerilya. Haji Jole ini bukan cuma pemimpin, tapi juga eksekutor yang ditakuti musuh.
![]() |
(Laporan intel terkait Haji Jole) |
Terjemahan:6. BEKASI:Unsur-unsur berbahaya di sini adalah Hadji DJOLEH dan sepupunya SAADI. Keduanya bersembunyi di malam hari di TELOEK POETJOENG. Hadji DJOLEH bukan hanya pemimpin, tetapi juga algojo yang mengeksekusi para korban.Pengaruh Hadji DJOLEH meluas hingga PEKAJON, TELOEK POETJOENG, dan KARANG TJONGKOK. Tempat-tempat ini juga berada di bawah pengaruh TOHIR I.7. SEPATAN:Di sini tinggal ayah Hadji DJULEH vd., Hadji EMAN, yang rumahnya menjadi tempat pertemuan sekitar 30 pemoeda, yang memiliki + 10 revolver dan + 5 karabin.
3. Basis Pasukan Besar: Tambun & Cibitung
- Tambun: Markas di sini nggak main-main. Dipimpin Muhamad Tabrani dan Bakar, pasukannya ada 100 orang dengan puluhan senjata api, plus punya 4 mobil buat mobilitas. Selain itu, ada juga markas Pak Macem dan jawara sangar, Bantir.
- Cibitung: Dipimpin langsung oleh Camat Nata, kekuatannya juga 100 orang dengan persenjataan yang bikin musuh mikir dua kali buat menyerang.
4. Pasukan 'Ekstrem' di Area Timur: Cikarang, Tambelang & Sukatani
- Cikarang: Disebut sebagai basis "pasukan ekstrem terkuat". Tokoh utamanya Mas Kurdi, Mohamad Nur, dan Raden Sukirman. Total kekuatan TKR dan laskar di sini mencapai 200 orang! Mereka punya banyak kendaraan dan markas yang tersebar strategis.
- Tambelang & Sukatani: Di Tambelang ada pasukan pimpinan Icing. Sementara di Sukatani ada Haji Dachlan yang memimpin 200 laskar tangguh. Di sini juga ada nama-nama yang disegani seperti Toyib, Raman, dan Murangi.
5. Geng Misterius 'Banteng Merah'
- Laporan Sekutu juga nyebutin soal "Kumpulan Garong" pimpinan Haji Mansur yang pakai lambang Banteng Merah. Geng ini operasinya lincah banget, dari Bekasi sampai Kramat, Jakarta. Sekutu menduga mereka ini bagian dari pasukan elite Haji Darip.
Warisan Semangat Para Pejuang untuk Kita
Napak tilas ini membuktikan kalau Bekasi bukan cuma kota industri atau tempat tinggal. Bekasi adalah tanah para pahlawan. Detail dari laporan intelijen musuh tadi bukan sekadar daftar nama, tapi bukti nyata keberanian dan strategi keren dari para pejuang kita.
Kisah mereka bukan cuma cerita pengantar tidur, tapi warisan semangat yang nyata. Mereka adalah anak-anak muda pada zamannya, yang berani bertaruh nyawa untuk satu kata: MERDEKA. Tugas kita sekarang adalah menjaga semangat itu tetap menyala.
Narasumber: Rahman Gholy - Penelusur Sejarah