#6 Hal yang Perlu Diperhatikan Pengidap GERD Saat Puasa

Tips buat penderita GERD gastroesophageal reflux disease atau penyakit asam lambung dan maag dalam menjaga pola makan yang teratur, agar bisa berpuasa
Hal yang Perlu Diperhatikan Pengidap GERD Saat Puasa


Buat penderita GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung harus menjaga pola makan yang teratur, karena asam lambung akan berpotensi naik saat lambung tidak mendapatkan asupan makanan untuk diolah. Namun, bukan berarti pengidap GERD tidak bisa menjalankan ibadah puasa.

Bagi umat muslim menjalankan ibadah puasa adalah kewajiban, selain itu banyak manfaat puasa bagi kesehatan. 

Berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan bagi penderita GERD dan Maag saat berpuasa.



Setelah Sahur Jangan Langsung Tidur

Tidur setelah sahur tidak dianjurkan bagi orang sehat, terlebih kepada pengidap GERD. Biasanya setelah makan, terutama makan sahur, kita memilih untuk kembali tidur. Hal ini justru tidak boleh dilakukan terlebih bagi penderita GERD dan maag.

Posisi berbaring membuat kita tidak lagi mendapatkan manfaat gravitasi untuk membantu menjaga isi perut tetap berada di tempatnya. Dalam posisi berbaring, asam lambung dan sisa-sisa makanan dapat naik ke dada dan tenggorokan.

Kalau kita benar-benar tetap ingin atau butuh untuk berbaring setelah sahur, cobalah untuk miring ke arah kiri. 

Selain itu, kita juga dapat meninggikan posisi tubuh bagian atas untuk membantu menjaga isi perut tetap di tempat yang seharusnya. Idealnya duduk bersender sehingga posisi bagian atas tubuh tetap lebih tinggi dari perut. 

Dengan begitu, risiko yang dapat menyebabkan kambuhnya GERD dapat dicegah. Bukankah pencegahan lebih baik daripada mengobati?.

Ada baiknya lakukan kegiatan lain atau ibadah sunah terlebih dulu setelah makan sahur atau makan malam, jangan langsung berbaring atau tidur.


Minum Susu Saat Sahur

Saat sahur sebaiknya hindari jenis makanan yang dapat memicu naiknya asam lambung, jika ada, disarankan untuk minum susu rendah lemak sebagai pencegahan lain.

Penderita GERD disarankan untuk mengonsumsi susu nabati seperti susu kedelai atau almond karena dapat membantu menetralkan cairan asam lambung dan merupakan minuman yang dianggap paling aman. 

Susu berkalsium tinggi lebh baik. Kalsium karbonat adalah salah satu kandungan dalam antasida, obat penyakit asam lambung. 

Kalsium bersifat menetralisasi asam lambung sehingga dapat mencegah naiknya asam lambung (refluks) menuju kerongkongan.


Minum Obat Saat Sahur dan berbuka

Konsumsi obat harus sesuai dengan anjuran atau hasil konsultasi dengan dokter terlebih. Dengan demikian kita bisa mengetahui dosis dan takaran obat yang akan kita dikonsumsi pada waktu berbuka puasa dan sahur.

Meminum obat menjadi salah satu solusi dan langkah pencegahan, apalagi jika kita ingin melaksanakan ibadah puasa, semua langkah pencegahan harus kita lakukan. 


Segera Berbuka Pada Saatnya

Penderita GERD dianjurkan untuk segera berbuka puasa setelah menahan makan dan minum selama lebih dari 12 jam. Sebab, durasi berpuasa yang lama dikhawatirkan akan membuat asam lambung penderita GERD naik.

Oleh karena itu, penderita GERD sangat disarankan untuk secepatnya makan dan minum jika sudah tiba waktunya berbuka puasa. Ini perlu diperhatikan karena perut seorang penderita GERD harus segera terisi setelah hampir 12 jam lebih berpuasa.


Kunyah Makanan Perlahan

Meskipun dianjurkan untuk segera berbuka, bukan berarti dapat langsung terburu-buru saat makan. Penderita GERD dianjurkan untuk mengonsumsi makanan secara perlahan saat berbuka puasa.

Sebab, makan dengan terburu-buru dengan jumlah besar justru akan membuat perut terasa sakit, bisa juga sampai terjadi kram perut. Mencegah hal demikian, berbukalah dengan camilan ringan lebih dahulu, utamakan makanan ringan lebih dahulu,  berupa jenis kue, kurma atau roti dan segelas air hangat.


Perbanyak Konsumsi Karbohidrat

Karbohidrat adalah salah satu sumber makanan yang cukup lambat dicerna oleh tubuh. Hal ini justru menguntungkan untuk kita pengidap GERD jika tetap ingin berpuasa.

Dengan mengonsumsi lebih banyak karbohidrat saat sahur, perut kita tidak akan merasa cepat lapar. Di samping itu, karbohidrat merupakan sumber tenaga utama bagi tubuh sehingga tubuh  tidak akan sepat lemas pada saat berpuasa siang hari.

Sumber karbohidrat sebaiknya yang tidak mengandung zat tinggi tepung. Contoh makanan yang lambat dicerna adalah yang mengandung karbohidrat tinggi serat seperti gandum dan nasi merah. Dua makanan tersebut akan bertahan lebih lama di perut dan membuat rasa lapar berkurang.

#6 Hal yang Perlu Diperhatikan Pengidap GERD Saat Puasa

Hindari Gorengan

Saat proses penggorengan, semua makanan akan mengalami kenaikan kadar lemak. Hal ini bukan hanya mengancam masalah pada kesehatan jantung tapi juga berisiko menimbulkan masalah pada tukak lambung. Rasa nyeri akibat masalah tukak lambung inilah yang akan juga membuat kadar asam lambung meningkat dan memicu kambuhnya GERD.

Sebaiknya konsumsi makanan yang diproses dengan dipanggang atau dikukus saja. Jika memaksa ingin makan goreng-gorengan, cobalah menggorengnya sendiri dengan menggunakan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun.


Hindari Makanan Pemicu Asam Lambung

Bagi pengidap GERD dan Maag memang sudah semestinya selektif dan lebih pilih-pilih makanan, terlebih saat akan berpuasa. Sebagai pencegahan, sebaiknya kita yang sudah memiliki riwayat gangguan GERD dan maag mulai menghindari makanan yang memicu peningkatan asam lambung.

Beberapa di antaranya adalah makanan berlemak, gorengan, cokelat, dan beberapa jenis buah yang mengandung asam tinggi.



Dengan memperhatikan hal-hal seperti di atas, semoga bagi penderita GERD dan maag dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih tenang, amiin.


Salam.



Jumat, 8 April 2022 | 6 Ramadhan 1422.


Posting Komentar

No Spam, Please.