Keutamaan Sahur, Walaupun Hanya dengan Seteguk Air Putih

“Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun hanya minum seteguk air...” (HR. Ahmad dan dihassankan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 3683). Hadis di atas sudah cukup menjelaskan betapa Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan sahur. Ya, walaupun hanya dengan seteguk air, terpenuhi sudah syarat minimal bagi kita untuk melaksanakan sunah sahur sebelum puasa. Kita tak pernah tahu berapa banyak orang yang memang hanya sahur dengan seteguk air. Entah karena kefakiran hingga hanya seteguk air yang ia miliki, atau hanya segelas air yang ia butuhkan untuk memenuhi anjuran sunah dari Nabi yang ia cintai, ia tidak punya kebutuhan dan alasan lain dari sahur kecuali memenuhi anjuran dari Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan Sahur, Walaupun Hanya Dengan Seteguk Air Putih

“Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun hanya minum seteguk air...” (HR. Ahmad dan dihasankan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 3683).

Hadis di atas sudah cukup menjelaskan betapa Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan sahur. Ya, walaupun hanya dengan seteguk air, terpenuhi sudah syarat minimal bagi kita untuk melaksanakan sunah sahur sebelum puasa. 

Kita tak pernah tahu berapa banyak orang yang memang hanya sahur dengan seteguk air. Entah karena kefakiran hingga hanya seteguk air yang ia miliki, atau hanya segelas air yang ia butuhkan untuk memenuhi anjuran sunah dari Nabi yang ia cintai, ia tidak punya kebutuhan dan alasan lain dari sahur kecuali memenuhi anjuran dari Nabi Muhammad SAW.

Teman saya pernah bilang, bangun sahur itu juga berarti sebagai penguat niat berpuasa Ramadan. 

Bagi yang belum sempat niat berpuasa sebelumnya maka saat sahur itulah kesempatan dia untuk menyatakan niatnya serta memantapkannya. Karena menurutnya tidak sah puasa Ramadan jika tidak diniatkan pada malam hari sebelum puasa.

Dari 4 imam mazhab, hanya Mazhab Hanafiyah yang menyatakan tetap sah puasa Ramadan seseorang jika niatnya diucapkan walau setelah matahari terbit, tapi maksimal sebelum zuhur (tergelincirnya matahari) selama ia belum melakukan  hal-hal  yang  membatalkan puasa. 

Selain itu, Mazhab Syafi'i, sebagai mazhab utama yang dijadikan rujukan bagi kebanyakan warga Indonesia juga menetapkan bahwa niat puasa sebulan penuh hanya berlaku untuk puasa hari pertama, kalau tidak maka seseorang harus meniatkan kembali setiap malamnya sebagai salah satu syarat sahnya puasa.

Nah, jika malam hari setelah berbuka atau tarawih belum meniatkan puasa, untuk amannya bisa dilakukan saat sahur. Mengingat kedudukan penting dari sebuah niat dalam ibadah, maka mungkin ini pula yang membuat kegiatan sahur menjadi begitu dianjurkan.

Kalau dari sudut pandang ilmu kesehatan, soal sahur dengan seteguk air putih ada khasiatnya atau tidak saya belum tau. Mungkin teman-teman yang paham ilmu gizi dan kedokteran nanti yang akan jelaskan :)  Intinya sih secara awam, makan sahur pastinya berguna untuk memberikan energi yang cukup bagi tubuh saat menunaikan ibadah puasa Ramadan pada siang harinya. 

Air jelas merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi tubuh manusia. Air berperan besar dalam menjaga semua fungsi di dalam tubuh agar tetap berjalan dengan semestinya. Karenanya untuk mencegah dehidrasi tubuh saat puasa saya kira sahur minimal seteguk air putih adalah anjuran atau sunah yang sangat baik untuk dilaksanakan.

Wallahu a’lam bish-shawabi
3 Ramadan 1439 H
Sabtu 19 Mei 2018

---------------

Update Kamis 22 April 2021, utas di twitter oleh: Sayid Machmoed BSA pada 20 April 2021.


ASAL USUL MAKAN SAHUR


Tahun pertama diperintahkan puasa Ramadan, kota Madinah sedang dalam kondisi panas-panasnya. Meski sebagian sahabat sudah mafhum lantaran perintah serupa pernah ada dalam agama tauhid sebelumnya, namun menahan lapar dan dahaga tetap saja bukan tantangan sembarang bagi masyarakat Arab. Salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang taat adalah Qais ibn Shirmah ra.

Dengan penuh semangat, Beliau ra menjalankan ibadah puasa tanpa sedikit pun mengurangi kebiasaan bekerja.

Magrib pun tiba. Sesampainya di rumah, Qais menanyakan menu apa yang bisa disantap untuk berbuka.

"Maafkan aku, suamiku. Tak ada satu makanan pun yang dapat dihidangkan hari ini. Tunggulah, aku akan mencarikannya untukmu” jawab istri Qais.

Tak ada makanan yang tersedia, bukan perkara aneh. Sebab, dalam kebiasaan puasa sebelumnya tidak dikenal kesunahan makan sahur dan berbuka. Karena menunggu cukup lama, Qais  terlelap.

"Kasihan sekali wahai engkau, Qais," ucap lirih sang istri sekembali pulang, tanpa berani membangunkan.

Pagi harinya, Qais terbangun, menunaikan shalat Subuh dan langsung kembali bekerja di ladang. Hingga di tengah hari kemudian, terdengar kabar ia pun jatuh pingsan. Apa yang menimpa Qais akhirnya sampai ke telinga Rasulullah ﷺ. 

Nabi ﷺ bermenung, kemudian Allah ﷻ menurunkan penjelasan dalam QS. Al-Baqarah ayat 187:
"Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.

"Nabi Muhammad ﷺ kemudian menyampaikan firman ﷻ tersebut kepada para sahabat. 

Beliau ﷺ juga bersabda, 
"Pembeda antara puasa kita (muslim) dengan puasa ahli kitab (agama terdahulu) adalah MAKAN SAHUR."

Mendapat kabar baik yang disampaikan Nabi ﷺ, para sahabat merasa lega dan gembira. Di masing-masing benaknya yakin, anjuran santap sahur itu makin menjelaskan bahwa Islam adalah sebenar-benarnya agama keselamatan.Semoga bermanfaat 🌹

  • Hadis yang diriwayatkan al-Barra ibn Azib dalam al-Jami al-Musnad as-Sahih  al-Mukhtasar min Umur Rasulilah wa Sunanihi wa Ayyamihi.
  • - Al-Bukhari hadits no. 1915.
  • - Fathul Baari


Posting Komentar

No Spam, Please.