Nasihat Abang Zidan

Sengaja mamah tulis sebagai pengingat abang pernah membuat mamah menangis. Bukan karena ketidaknyamanan sikap namun karena nasihat tersirat darimu

Nasehat Bang Zidan

Nasehat Abang Zidan

Ka'bah dan Kuburan

Semalam ketika emaknya hendak print data santri TPA, si sulung yang biasa dipanggil "Abang" datang nyamperin dan meminta tolong menyambungkan internet ke komputer, "mau mencari gambar buat diprint", katanya.

Lalu diketiklah pada mesin pencarian komputer yang menyatakan kata "kuburan".

Tanpa bijak, emaknya nih yang sok bener, langsung komentar, "Buat apa Bang kok cari gambar itu?."

"Buat aku warnai mah, ga apa-apa ya mah. Tolong campurin mah print-nya sama gambar ka'bah ya," pinta si Abang dengan lembut.

Iyelah kalau print dengan 2 gambar yang digabungkan ke dokumen Microsoft Word, Abang belum bisa. Emaknya yang sok bener ini sebenernya ogah nurutin, tapi tetap nurutin permintaannya walau dalam hati tetap bertanta-tanya, "Masa iya segala gambar kuburan?, kalau ka'bah mah didukung dah. lah ini kuburan...!."

Usai di-print. "Makasih ya mah," senyumnya merekah.

Emaknya cuma ngelirik sambil memberikan senyum termanis sejagat Pondok Soga.

Langsung deh tuh, Abang Azka Zidannail Azmi mewarni tipis-tipis gambar hasil cetaknya. 

Singkat cerita malam mulai larut, jam di dinding sudah hampir menunjukan pukul 9 malam, emak udah selesai print kerjaan, tapi si Abang masih asik mewarnai.

"Bang udah mau jam 9 tuh, udah istirahat, ayo siap-siap tidur," begitu deh tukas si emak.
"Iya mah, bentar ya aku selesain dulu, sedikit lagi. Entar aku beresin mah, terus nyusul ke kamar."

***

Nasihat Abang Zidan

Ternyata gambar itu ditempel di kamarnya. Emaknya baru engeh tadi pagi. Masih mikir, nih anak ngapain segala gambar kuburan ditempel di tembok kamar.

Daripada penasaran emaknya nanya aja dah, pas Abang nunggu waktu juhur mau adzan di mushollah (abang biasanya nunggu ada suara adzan dari masjid seberang kali, baru kemudian meluncur ke mushollah depan rumah untuk adzan).

"Bang, itu kenapa gambar kuburan ditempel di tembok kamar?."
"Ga apa-apa kan mah?," tanyanya.
Sebelum menjawab, dia masih sempat memastikan dulu ke emaknya bahwa tidak ada masalah dengan gambar itu ditempel di dinding kamarnya. 

Lagi-lagi emaknya sok bener emang, yang ditanya cuma gambar kuburan aja, padahal kan ada gambar ka'bah.

"Yaaa ga apa-apa sih, cuma kenapa ditempel?."
"Ehm..biar selamat mah dikuburan," jawabnya santai sambil tersenyum.

"Selamat? maksudnya bang?," emaknya mulai serius menanggapi.

"Iya mah, biar selamat di dalam kubur, harus sholatnya yang rajin. Kan kata mamah begitu. Tapi aku suka lupa, makanya aku tempel gambar kabah sama kuburan deketan mah, biar aku inget sholat, jadi aku nanti selamat kalau udah di kuburan."

Sumringah, jelas, singkat, padat, dan menusuk hati emaknya.

Belum sempat balas jawaban abang, adzan juhur berkumandang.
"Maaaah, aku ke mushollah dulu ya."

Senyumnya merekah, lalu berlari ke mushollah dan mengumandangkan adzan dengan suaranya yang renyah.

Sementara emaknya menahan sesak di dada, tenggorokan seperti tercekik, sulit menelan, kering sekali rasanya. Bukan karena menahan hausnya karena puasa sunah senin & kamis yang sedang dijalani. Tapi menahan rasa malu, menahan sakitnya tamparan, menahan dalamnya kata-kata yang dikeluarkan Abang Zidan.

Ya Allah astaghfirulloh.

Abang yang baru berusia 6 tahun 3 bulan sudah berpikir ingin selamat di dalam kubur. Sudah mempersiapkan apa yang harus dia lakukan untuk mendapat keselamatan itu.

Sementara emaknya? malah sibuk mempertanyakan untuk apa gambar itu dprint, ditempel, dan diwarnai.

***

Sungguh pelajaran berharga untuk hari ini. Emak yang belum bijak, emak yang belum sigap mempersiapkan kematian. Mendapat tamparan nasehat.

Abang belum selesai adzan, emaknya bergegas wudhu dan sholat. Usai sholat butiran mutiara mata membasuhi mukena, ya merasa bersalah, dan tersadar bahwa bekal ke akhirat benar-benar harus dipersiapkan lagi.

Nasihat Abang Zidan

Makasih Bang.
Maafkan mamah...

Sengaja mamah tulis di sini, agar kelak jadi pengingat bahwa abang pernah membuat mamah menangis. Bukan karena ketidaknyamanan sikap seorang anak-anak, namun mamah menangis karena nasihat tersirat darimu Nak.

Semoga Abang dan Adek selalu dalam lindungan Allah. aamiin ya rabbal alaamiin.
Mamah dan ayah selalu menyayangi kalian #DuoAzka.

#EmakAzka
#NasehatAbangZidan
#AzkaFamily


Senin, 9 Maret 2020.
Penulis: Rika Nursantika (Pengasuh TPA Azka Islami)
Pondok Soga, Pantai Hurip Kec. Babelan Bekasi.




Posting Komentar

No Spam, Please.