Halal Bihalal Jaringan Kampung Bekasi (JKB) Gagas Dewan Kebudayaan Bekasi

Halal Bihalal Jaringan Kampung Bekasi (JKB) Gagas  Dewan Kebudayaan Bekasi

Miara buaya dipagerin kawat
Makan angsa di tengah malem
Kalu budaya kagak dirawat
Alamat bangsa bakal tenggelem

Jaringan Kampung Bekasi (JKB) kumpul lagi dalam kegiatan Halal bihalal di pelataran halaman Sekolah Alam Prasasti, Kampung Kali Piket, Desa Sukatenang, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Ahad Sore, 23 Mei 2021.

Dalam kegiatan tersebut nampak dihadiri oleh para tokoh pengamat sejarah dan budaya, diantaranya, Kong Guntur Elmogas si raja pantun, Majayus Irawan budayawan kota Bekasi, Doktor Akromusyuhada,  Aom sang Akademisi, Enda Kusnawan penulis Buku Sejarah Bekasi, Wito Ketua Umum CBN, Ryan Hamzah Penyair, Nur salim Tokoh Agama, Bisot, Ramin Sanjaya, Rajab, Agus dan beberapa pemuda Bekasi yang mulai tertarik dengan sejarah dan budaya. 

Bermula pada diskusi mengenai suatu topik yang mengamati keadaan Tradisi dan Budaya Kabupaten Bekasi, akhirnya JKB pun sepakat menggagas terbentuknya Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kabupaten Bekasi untuk memulai pergerakan dengan tujuan awal menjalin ikatan dengan Pemerintah dan melakukan pengembalian sejarah serta pelestarian Tradisi dan Budaya yang ada di Kabupaten Bekasi. 

Hampir semua hadirin prihatin dengan geliat pergerakan Kebudayaan Daerah Bekasi khususnya di daerah Kabupaten yang sampai saat ini nampaknya masih belum mendapatkan penanganan yang serius dari pemerintah Kabupaten Bekasi. 

Endra Kusnawan, seorang penulis buku sejarah Bekasi pun mengatakan, “Kabupaten Bekasi mah ketinggalan selangkah. Eh, berpuluh-puluh langkah dari Kota Bekasi,” ujar Endra Kusnawan mengomentari ketertinggalan Kabupaten Bekasi dalam upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan. 

Selain itu, Menurut Ki Maja, seorang produser film dan penggagas kelurahan Budaya Jatirangga, Kampung Kranggan. Kota Bekasi. di Forum-forum Provinsi dan Pusat, ia selalu ditanyakan tentang kabar Kabupaten Bekasi.

"Iya, saya selalu ditanya, mana Kabupaten Bekasi?. apalagi saat ini, Kabupaten Bekasi dituntut untuk menginventarisasi Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD). Kota Bekasi mah sudah dibentuk dari tahun 2018, lah Kabupaten Bekasi ini ke mana?,” ucapnya. 

Kong Guntur juga menyampaikan pendapatnya bahwa nasib budayawan dan sejarawan di Bekasi tak seindah di DKI. "Dalem setiap kebijakan, iya semua, itu budayawan diikut sertakan urun rembug. Itu kalo di DKI," jelasnya. 

Budaya dan kearifan lokal esensinya adalah merekatkan, menertibkan, penghormatan dan kehalusan budi. Maka merasuknya jiwa kebudayaan dalam produk-produk perundang-undangan meniscayakan karakter pembangunan yang pro lingkungan dan mensejahterakkan masyarakat tempatan. 

Ke depannya, Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Bekasi akan menemui para pemegang Kebijakan guna menjalin kerjasama untuk membangun kembali sejarah dan budaya yang semakin terpinggirkan dan punah. 

Acara ditutup dengan pembacaan puisi Prasasti untuk Palestina. Oleh Kang Ryan Hamzah yang hari itu dinobatkan dengan canda sebagai Presiden Penyair Bekasi. Sebuah penghargaan atas dedikasi dan pengabdiannya untuk perkembangan sastra di Bekasi selama ini. 

Penulis: Komar Ibnu Mikan
Editor: Alvin


Posting Komentar

No Spam, Please.