Soal film Rurouni Kenshin: Densetsu no Saigo Hen (The Legend Ends) sudah banyak review-nya, saat ini saya hanya menulis beberapa catatan yang bisa saya petik dari film ini.

Rurouni Kenshin: Densetsu no Saigo Hen (The Legend Ends) ini adalah film pemungkas penutup trilogi film yang mengadaptasi dari 95 seri film animasi “Rurouni Kenshin: Meiji Kenkaku Romantan” manga yang diberi judul Samurai X yang terkenal di Indonesia melalui serial TV sekitar tahun 2000-2001.
Untuk yang sudah mengetahui jalan cerita film ini melalui seri anime-nya sudah pasti tahu bahwa Makoto Shisio tidak terkalahkan, bahkan setelah bertarung dengan 4 lawan sekaligus dimana salah satu dari keempat penyerangnya adalah Kenshin.
Shisio sendiri tewas terbakar menjadi abu akibat bertarung lebih dari 15 menit, tubuhnya yang tidak dapat mengeluarkan keringat menjadi over heat dan terbakar :) *emangnya mesin yak bisa over heat?*
![]() |
Shisio vs Khensin dkk |
Bagi saya, keseluruhan isi dari film The Legend Ends ini adalah perang batin dalam diri Kenshin yang sudah berjanji untuk tidak membunuh lagi, apakah ia harus melanggar janjinya dengan membunuh Shisio demi menyelamatkan banyak orang?. Sisi kontradiksi ini yang menarik untuk kembali saya catat.
"Jika kamu tidak tahu kelemahanmu, kamu tidak bisa menang, jikapun kamu beruntung dan menang melawan Shisio, jiwa sang pembantai dalam dirimu akan bangkit dan tidak dapat kamu kalahkan, seluruh hidupmu akan menderita, kamu akan meratapinya dalam kesepian". kurang lebih itu yang disampaikan oleh Hiko Seijuro saat Khensin belajar teknik Amakakeru Ryu no Hirameki, jurus Hiten Mitsurugi yang sedang ia pelajari guna melawan Shisio.
“If you don’t know what is lacking in you, you can’t win. And if you are lucky and you do win, you can’t overcome the “hitokiri” who lodges inside of you. All your life you will suffer, you will grieve alone. You will kill again,”
Kembali ke kisah awal di mana Khensin berhenti menjadi "Battousai si pembantai" sejak kematian Yukishiro Tomoe yang ia cintai, ia menjadi pengembara dan menggunakan pedang Sakabato (sisi tajam berada di punggung pedang) dan berjanji tidak akan pernah lagi membunuh siapapun. Tapi melawan Shisio dan pasukannya Khensin sudah berkali-kali kehabisan kesabaran, terlebih saat Shisio melalui Soujiro telah menculik Kaoru dan melemparkannya ke laut.
Di dalam film kedua: Rurouni Kenshin: Kyoto Taika-hen (Kyoto Inferno) Khensin dikalahkan dalam duel pedang dengan Seta Soujiro, pedang sakabato patah ditebas pedang Kotetsu Nagasone milik Shisio yang dipakai Soujiro, pertarungan dengan Soujiro ini banyak mempengaruhinya, bagaimana ia akan melawan Shisio? jika melawan Soujiro yang nota bene anak buah Shisio saja kalah?
Hiko Seijuro juga berpesan, selama ini Khensin bertarung dengan motif ingin melindungi, itu menghalangi kemampuan Khensin yang sesungguhnya, jika ia ingin mengalahkan Shisio maka ia harus bertarung dengan tujuan membunuh.
Dua hal yang sulit, Khensin tahu akan kemampuan dirinya sendiri, dan ia mengenal reputasi kesadisan dan keahlian Shisio yang dulunya adalah penggantinya sebagai Battousai, ia tidak yakin dapat mengalahkan Shisio.
Membunuh atau dibunuh... Jika ia berhasil membunuh Shisio, ia melanggar janjinya, jika ia gagal membunuh Shisio maka kemungkinan Shisio yang akan membunuhnya, dan dengan kekejamannya Shisio akan menyebarkan kekejamannya dengan senang hati dimana saja kepada siapa saja.
Sayang peperangan batin ini kurang diekspos :) Mungkin kalau di ekspos berlebihan akan mirip film India?
Di film Kyoto Inferno justru peperangan batin ini sempat muncul, saat Kenshin berusaha menyelamatkan cucu Shakkai Arai si pembuat pedang sakabato yang diculik oleh Sawagejo Cho, dalam duel ini Cho sudah di atas angin karena Kenshin hanya mengandalkan sarung pedang dan hanya bertahan.
Saat Cho berbalik arah dan megatakan ingin membunuh anak yang diculiknya itu ia segera melepaskan jurus mautnya dengan pedang yang baru saja ia dapatkan. Saat itu Khensin tidak tahu bahwa yang pedang yang diberikan kepadanya juga merupakan sakabato, akting ini dibantu peran Kaoru yang juga tidak tahu kalau pedang yang diberikan kepada Khensin adalah pedang dengan mata pedang terbalik, setelah Cho terkapar terkena Battojutsu Ryu tsui Sen barulah mereka sadar bahwa pedang yang digunakan sejenis dengan sakabato.
Saya cukup puas menonton 3 film ini, memang ada beberapa cerita yang berbeda dan memaksa saya kembali menonton versi animenya, tapi saya kira apa yang ada adalah hasil terbaik dari tim sutradara, menghidupkan kembali dan merangkum 95 seri menjadi 3 film itu saja sudah tantangan yang berat.
So untuk yang belum mengenal Khensin Himura sekarang menjadi lebih mudah, tonton dulu trilogi live action-nya, jika masih penasaran bisa menonton film seri animasinya yang panjang :)
Untuk film yang pertama saya catat disini: Rurouni Kenshin 2012
Happy weekend :)