Ikut ngeramein #8MingguNgeblogBersamaAngingMammiri yuk. :)
Tinggal disebuah perumahan yang dikelola oleh developer jika masih baru mungkin akan mudah memilih, membanding-bandingkan fasilitas ini-itu, tapi bagaimana jika memilih rumah di perumahan yang sudah lama selesai?
Soal memilih tempat tinggal memang banyak berserak tips-tips praktis, googling sebentar sudah bisa memberi gambaran bagaimana memilih perumahan yang cocok, termasuk pilihan pembiayaan misalnya mau kredit dan seterusnya.
Rumah yang saya tempati sekarang alhamdulillah adalah rumah saya sendiri, rumah pertama milik sendiri. Saya beli dari seorang teman dengan harga yang cukup rasional.

Tinggal disebuah perumahan yang dikelola oleh developer jika masih baru mungkin akan mudah memilih, membanding-bandingkan fasilitas ini-itu, tapi bagaimana jika memilih rumah di perumahan yang sudah lama selesai?
Soal memilih tempat tinggal memang banyak berserak tips-tips praktis, googling sebentar sudah bisa memberi gambaran bagaimana memilih perumahan yang cocok, termasuk pilihan pembiayaan misalnya mau kredit dan seterusnya.
Rumah yang saya tempati sekarang alhamdulillah adalah rumah saya sendiri, rumah pertama milik sendiri. Saya beli dari seorang teman dengan harga yang cukup rasional.

setelah di oprek agar sesuai selera ceritanya selesailah rumah tsb menjadi layak huni :)
Undang ibu-ibu pengajian untuk acara syukuran pindah rumah.Menjadi pertanyaan adalah kenapa teman saya tersebut menjual rumah ini dengan harga di bawah rata-rata? :)
ternyata dengan jujur ia jawab karena tidak akur dengan tetangga khususnya tetangga di depan rumah persis.
Salah satu problem warga perumahan adalah kurangnya waktu bersosialisasi, sibuk bekerja dari senin - sabtu, berangkat subuh pulang malam, akhir pekan dihabiskan untuk keluarga dan istirahat.
Kurangnya komunikasi mungkin tidak menjadi alasan perseteruan antar tetangga, namun begitu ada pencetus, kerenggangan tersebut berubah menjadi peluang konflik.
Soal infrastruktur, saya sering mengeluh tentang jeleknya akses jalan diperumahan, jika saja sipemilik rumah bertanggung jawab akan jalan disekitar rumahnya (minimal depan rumahnya), tentu akses jalan menjadi sedikit lebih bagus dan yang menikmati bukan saja sipemilik rumah.
Ironisnya, punya rumah bagus, parkir mobil di luar rumah, namun jalanan depan rumahnya sendiri dibiarkan tak terurus, rusak dan hancur. Padahal perumahan tua ini sudah lama tidak diurus lagi oleh developernya x_x.
Saya sederhana saja, menyempatkan keluar rumah setiap pulang kerja walaupun hanya untuk bertemu sebentar, berbasa-basi, setidaknya dapat menjalin komunikasi. Sayapun biasanya hanya mencari angin, mengeringkan keringat setelah mengendarai motor sepulang kantor sebelum mandi.
Keamanan juga patut dipertimbangkan jika kita memilih tempat tinggal, model cluster mungkin bisa menjadi solusi, sayangnya gak semua orang bisa atau mampu mendapatkan perumahan yang ideal, biasanya kalo cluster itu sebuah komplek hunian yg ekslusif dan tentu berharga lumayan..
Banyak komplek perumahan sangat rawan justru pada siang hari, disaat semua penghuninya sedang bekerja, maka siang hari komplek-komplek perumahan membutuhkan pengamanan ekstra. Sering terjadi kehilangan dan kejahatan justru siang hari. Membayar tenaga keamanan tentu menjadi solusi, namun sebenarnya jika kita bisa membangun komunikasi yang baik kepada para tetangga, setidaknya langkah awal pengamanan yang efektif justru adalah tetangga yang suka rela akan menjaga property dan keamanan rumah kita. :)
Jasa keamanan dengan memanfaatkan penduduk sekitar juga menjadi alternatif solusi. Berdasarkan kesepakatan 2 RT akhirnya perumahan yang saya tinggali ini sepakat membuat pagar di 2 pintu masuk, dan hanya 1 pintu masuk dan keluar saat jam 9 malam sampai jam 6 pagi. Mengadopsi sistem 1 pintu komplek kluster lah :)
Masalah got mampet? selamat menikmati hidup ditemani nyamuk jika got tetap dibiarkan tidak mengalir.
Waktu rapat RT sudah disepakati akan ada kerja bakti bulanan, pelaksananya? outsourcing karena kesibukan masing-masing akhirnya warga memilih membayar sekian rupiah untuk kebersihan got dan masalah sampah.
Tar dilanjut deh. keyboardnya lagi ngadat.
betuuul oom bisot... tetangga emang pada akhirnya jd faktor penting ketika kita punya rumah, meskipun itu tidak bisa kita nilai diawal krn waktu beli rumah marketingnya g jualan tetangga wkwjwjwk.....
BalasHapussalam kenal oom....
hahahaha jadi saya nambah satu tips, yaitu: carilah orang jual rumah yg musuhan sama tetangga, mudah-mudahan harganya miring :D
Hapussalam kenal :)
Betul-betul hidup bertetangga memang penting.
BalasHapusSelamat menempati rumah baru Oom Bisot
itu foto 5 tahun yang lalu kakak :) terimakasih daeng
Hapusberkunjung ,,senang bisa baca-baca dan blogwalking disini :)
BalasHapusTerimakasih telah mampir :)
HapusKalo alasannya orang jual rumah itu baguslah, berarti tidak ada masalah dengan kondisi rumah ya kakak :)
BalasHapuskondisi rumah yah standarlah, butuh renovasi, urusan balik nama sertifikat dll selamay pemilik awal masih koperatif semua itu bisa dimasukkan ke harga pembelian :)
Hapuswah, om Bisot rumah baru :)
BalasHapusdeh... itu rumah saya sejak tahun 2007 kak... :)
HapusPosting Komentar
No Spam, Please.