Music Box - #TheKacrutMenulis

Setiap lagu memiliki kenangannya sendiri, alunan musik seakan memutar ulang semua, diantara sekian lagu ada yang mengandung lebih dari satu kisah.
Music Box


Seiring nada-nada yang semakin membawaku melintasi kenangan demi kenangan, sekian wajah berlalu, sekian kisah beradu.

Setiap lagu memiliki kenangannya sendiri, alunan musik seakan memutar ulang semua, diantara sekian lagu ada yang mengandung lebih dari satu kisah.

Brahms Lullaby.... dari segala versi telah kudengar dan kuhayati, kesan yang tercipta tidak lebih dan tidak kurang selalu sama, yaitu tentang kamu!

Music Box klasik, dengan boneka penari di atasnya, menari berputar seiring denting nada yang semakin menenggelamkanku pada kenangan akan namamu, yang dulu begitu lekat di hati dan kini hanya menjadi kepingan kenangan dengan misterinya sendiri.

"Bukankah dalamnya kasih hanya dapat diukur saat kita berdua berjauhan?", "Jaraklah yang dapat mengukur cinta kita, rindumu berbanding lurus dengan jarak kita". Kata-kata yang mengalir lugas melalui bibir indahmu, kontras dengan pahitnya kenyataan bahwa aku harus merelakanmu pergi.

"Cinta tidak mengekang siapapun, ia justru memberi sayap", yah seiring kepergianmu akupun mulai memahami bahwa sayap itulah yang membawamu terbang dan meninggalkanku tanpa sayap. Hanya sebuah kotak kecil bersampul biru bertuliskan TCYS, jelas itu bukan sayap dalam pengertian apapun.

Fery kemudian membawamu menjauhi dermaga, di sini, Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, aku seakan berharap menjadi tiang pelabuhan hingga kamu kembali dan menyentuhku: agar aku kembali menjadi manusia.

Hari-hari berat awal melepasmu pergi telah berlalu, tidak ada kisah drama, tidak ada epik, lurus, monoton, hampa tanpa cerita. Aku masih enggan membuka kotak terbungkus kertas biru yang kamu berikan sekian bulan lalu. 

Teka-teki huruf TCYS-pun masih enggan kupikirkan. Kiranya itu sebuah pesan anagram, huruf-huruf sandi yang akan ada kaitannya dengan isi kotak di dalamnya, ah kamu semakin asing. Kamu yang semakin asing atau aku yang terobsesi novel-novel teka-teki khas Dan Brown?.

Kenanganmu semakin pudar, tidak ada komunikasi yang memberi sedikit arah dan jawaban, sedang waktu terus memojokkanku untuk kenal dengan seseorang yang mulai akrab dengan kesendirianku.

Seorang kerabat dari kota seberang datang berkunjung, membawakan aku sebuah kotak terbungkus kertas biru tua dengan tulisan TCYS. Aku teringat kamu, namun aku lupa di mana aku simpan kotak pertama yang kau berikan saat kita berpisah tiga tahun lalu.

Tak banyak yang dapat ia ceritakan tentangmu, atau mungkin karena aku yang tidak terlalu antusias mendengarkan kabar dari seberang sana, otakku kalut, berusaha mengingat dimana kusimpan kotak pemberianmu. 

Tanpa sadar alunan Brahms Lullaby mengalun, aku tersentak, ternyata dalam kekalutan tanganku telah membuka kotak itu. Ah, ini lebih baik daripada aku melupakan juga kotak ini seperti kotak biru sebelumnya.

Sebuah music box, dengan boneka penari di atasnya, menari berputar seiring denting nada yang semakin menenggelamkanku pada kenyataan bahwa 3 tahun lalu aku adalah seorang yang bahagia.

"Apakah dia memberitahu kakak apa arti TCYS ini?" tanyaku mencairkan waktu yang membeku.
"TCYS itu katanya Take Care Your Self dik, oh yah, abang sekalian pamit, kalau ada apa-apa silahkan ke rumah abang sebelum abang berangkat lusa". Jawab kerabatku segera berpamitan padaku dan segenap keluargaku.

Ibu hanya memandangku sebentar kemudian hilang ditelan korden pembatas ruang tamu. Anakmu ini baik-baik saja bu, ucapku dalam hati.

"Tidak adakah yang abang titip ke kakak Yani sebagai balasan kotak yang abang terima itu?" tanya Suri heran.
"Tidak ada, abang tidak tahu harus memberi apa dik" jawabku datar.
"setidaknya abang menyampaikan apa yang hendak abang sampaikan meskipun hanya sekadar kata, mungkin.." kata-kata Suri terhenti saat aku menatap tajam kearahnya.
"Kamu tidak mengenal Yani seperti aku mengenalnya Suri, dia paham abang tanpa perlu abang berkata" perlahan kusampaikan, takut melukai hati Suri yang berarti juga melukai hatiku.

Quand le jour reviendra
Tu te reveilleras
Quand le jour reviendra
Tu te reveilleras



Early tomorrow, if God wills, you will wake once again



7 komentar

  1. "Cinta tidak mengekang siapapun, ia justru memberi sayap",


    #hening
  2. @ RIU: disini dilarang hening bro, blog rame nih hahahaha :)
  3. bisot bisa galau juga ya
  4. @ Tebeh: auk ah beh, lo sama aja sama hideous hahahaha :p
  5. hehh hehhhh,ini apa ini bawa nama nama akuhhh!! *memasuki komentar dengan suara mendesah dan gaya sharon stone
  6. @ Enyud: galau galau dan galau #halah :p
  7. xixixixi galau...
    hwuakakaka hwuakaka hwakaka
No Spam, Please.