mampir di Sampoerna House Surabaya


Tahun ini mungkin ini sudah yang ke 4 kali saya ke Surabaya dalam urusan pekerjaan. Kali ini ada yang spesial, karena si Banditos Cahkhep alias Band_cah sekarang bertugas di Surabaya, ada calon korban untuk saya paksa jadi guide touring mendadak seputar Surabaya. Hari kedua dalam perjuangan menyelesaikan cascading balance score card, saat istirahat makan siang band_cah mengajak makan siang di Sampoerna House.

Pernah ke Sampurna House gak bro?
Belum, apaan tuh?
Itu museum dan kafe, kita makan siang di sana aja bro.
Its OK, kemana sajalah.

Dan sampailah kami di Sampoerna House. Untuk lebih jelas silahkan klik: http://houseofsampoerna.museum/

Kami sempatkan sejenak jalan2 ke Museum yang bergaya pabrik Tempoe Doeloe, klasik, retro.
Band_Cah sang guide... ganteng kan? hihihihi


Di samping museum di parkir mobil RR, 1972 Rolls Royce Silver Shadow buatan Ingris.

Rolls Royce Sampoerna
 
Speknya tercatat disitu: 8 cylinders, 6,750cc, long wheelbase. Generasi kedua Aga Sampoerna menggunakan mobil ini di antara tahun 1972-1994. Mobil ini adalah salah satu di antara 2,776 Silver Shadow chasis panjang buatan Rolls Royce antara tahun 1965-1977.



Pada tahun 2002 Pemerintah Indonesia memberi ijin agar mobil ini di bawa ke Indonesia untuk keperluan pameran di museum Sampoerna. Meskipun mobil ini masih dapat digunakan, mobil tersebut tidak memiliki plat Indonesia, Plat nomor kendaraan (SL 234) adalah asli yang digunakan di Singapura.


Band_Cah menjelaskan juga tentang sebuah alat yang terpasang di dashboard depan sebelah kanan yaitu sejenis alat penghitung uang tol yang umum digunakan di Singapura. Kata Band_cah di Singapore pembayaran uang tol akan diakumulasi dengan alat itu, nanti di bayar perakhir tahun saat bayar pajak dll, jika masih punya hutang pembayaran, seseorang akan sulit berpergian ke luar negeri. *saya sendiri belum pernah ke Singapur.

Lanjut ke Museum.

Mejeng depan Museum


Bangunan Museum yang bergaya klasik ini katanya di bangun tahun 1862 dan sekarang termasuk dalam situs bersejarah yang dilestarikan.

Awalnya digunakan sebagai panti asuhan putra yang dikelola pemerintah kolonial Belanda. Kompleks ini dibeli pada tahun 1932 oleh Liem Seeng Tee sang pendiri Sampoerna untuk dijadikan pabrik rokok Sampoerna yang pertama.

Kompleks museum terdiri dari sebuah auditorium sentral yang luas, dua bangunan lebih kecil di sayap timur dan barat serta beberapa bangsal luas berlantai satu di belakang auditorium sentral. Bangunan di kedua sayap museum menjadi tempat kediaman keluarga sementara sisanya dijadikan tempat pengolahan tembakau dan cengkeh, peracikan, pelintingan dan pengepakan, percetakan serta pemrosesan barang jadi. itu dulu! sekarang bangunan di sayap kiri jadi Kafe :). Oh yah, sampai saat ini museum ini masih berfungsi sebagai pabrik untuk memproduksi rokok kretek Dji Sam Soe (234).

Lantai 1 Museum Sampoerna House

Ruang dalam lantai 1 Museum Sampoerna House


Koleksi Lukisan di Sampoerna House Lantai 1, termasuk manusia yang narsis itu


Museum House of Sampoerna (HoS) ini terdiri dari 2 lantai, lantai pertama banyak koleksi galeri lukisan, foto-foto sejarah Sampoerna, motor tua, dan banyak lagi. Naik kelantai 2 ada kios sourvenir khas Surabaya, kaos (t-shirt), asbak, cangkir, topi dan berbagai sourvenir yang dapat dijadikan oleh-oleh.
Mesin Cetak Tua dan orang tua narsis


Dari lantai 2 inilah pengunjung museum dapat menyaksikan para pekerja/buruh rokok membuat rokok, jam kerjanya dari jam 6 pagi s/d jam 3 petang. jadi kalau berkunjung di luar jam kerja, kita tidak dapat menyaksikan proses pembuatan rokok Dji Sam Soe. *sayangnya saya dilarang mengambil gambar, ada logo larangan kamera di sana.

Tapi sebelum saya diberitahukan soal larangan itu, saya sudah sempat merekam aktifitas pembuatan rokoknya di ruang lantai 2.


Menurut penjaga kios di lantai 2 itu, pabrik rokok yang dapat disaksikan dari lantai 2 itu dulunya adalah bioskop, saya kurang memperhatikan kisah tentang bioskop karena saya sibuk melihat-lihat sourvenir :)

Toko Sourvenir di Lantai 2

Selanjutnya ini penampakan Kafe di sayap kanan:

Kafe HoS

Dalam kafe juga ada larangan menggunakan kamera, setelah saya tanyakan lebih lanjut dan alasannya, akhirnya boleh berfoto jika menggunakan kamera HP :)
Kafenya, lumayan juga dengan interior klasik, free wifi, dan yang terbaik dari semua itu adalah ada ruangan untuk perokok (smoking area)! hehehehe.




Itu saja yang bisa saya ceritakan di malam minggu ini, selamat malam minggu :)

*klik kanan pada gambar dan pilih view image untuk melihat foto dengan ukuran 

10 komentar

  1. gak pernah kesana, semoga ada waktu nanti bisa singgah.., Mobilnya antik dan masih mengkilap..
  2. welcome at Surabaya om.. :D
  3. ooh.. akhirnya bisa lihat dan baca cerita Museum ini, selama ini baru lihat di flyernya yang disebar di museum2 Jakarta,
    cantik sekali ya
  4. @ Daeng Erwin: wah saya juga gak nyangka ternyata museumnya bagus gini, pemandu / staf museumnya masih muda2 dan memahami betul materinya, apapun yang kita tanya di jawab dgn penjelasan yg mantaap :)

    @Gajah: huehehehe kapan balik Surabaya? siap2 jadi guide mendadak juga mas hehehehe

    @ Bunda Monda: Bun, ini museum bener2 segar, di tata secara modern dan interaktif, untuk flyer/brosur kita harus minta di pintu masuk. Sayang saya gak sempet muter pake shutle bus gratis yang memang disediakan kalau kita mau :)
    rekomended untuk melihat model museum yang bisa membangkitkan rasa ingin tahu tanpa serasa masuk "museum" hehehe
  5. keren... kalau surabayat sa cuman singgahnya di pelabuhannya..hehehe
  6. om, sampoerna house itu apa sih maksudnya museum rokok sampoerna bukan? hehehe :)
  7. @ Muhammad Risman: di agendakan dong, bagus kok, cuma kayaknya agak jauh dari pelabuhan sih, sekitar 20-30 menit

    @ Indi: ya museum rokok sampoerna, tapi lebih dari itu :)
  8. nah itu yang seru... smoking areaaaa..
  9. asik om jalan jalan ajah
  10. @ Mas Koeshariatmo: hahaha itu yg selalu saya cari mas
    @ Tebeh: kapan gw bisa ke semarang yah beh? kangen sama si upil hehehehe
No Spam, Please.