CUMULATED OPINION

Tuhan menegur dengan cara yang sangat tidak diduga. saat kebaikan dibalas dengan hal yang sebaliknya di sana lah batu ujian akan keikhlasan perbuatan diuji di titik nadir kesabaran
bisot di anyer
Kadang keseharian tampak seperti kilasan iklan yang melesat dan hanya menampakkan titik tertentu dari ingatan. Titik itulah yang tersimpan baik dalam ingatan. Hikmah hidup menjadi sulit untuk menampakkan dirinya, karena dari titik-titik ingatan itulah berawal pemikiran yang lebih lanjut, entah berupa hayalan atau rencana-rencana selanjutnya. 

Saya bertemu dengan seseorang dan tentu saja ada ingatan yang tersimpan, namun jenis ingatan yang tersimpan itu hanyalah sejauh mana diri kita sendiri terlibat di dalamnya. Yah ingatan obrolan dengan orang lain memadat menjadi semacam ekstraksi ingatan yang berupa opini, penilaian, dan catatan-catatan subyektif mengenai obrolan itu.

*************************************

Leluar dari kemapanan dan rutinitas, mencari alternatif kegiatan yang menyita perhatian dari sisi lain pribadi, entah yang berisiko ataupun yang menuntut spontanitas. Membiarkan diri terbawa arus permainan membebaskan sejenak pikiran dari keharusan merencanakan dan mempertimbangkan. 

Bermain dengan emosi di mana kita dapat mengukur kedewasaan dan imajinasi, membiarkan geliat liar dari ego untuk sesekali tampil dan mengambil peranan. Menekan diri sampai batas terluar. Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil.... namun sayang sangat sedikit yang mampu dipelajari, kesimpulannya semua terpulang pada kapasitas diri. 

 *******************************************

Air mata isak tangis. Telah sekian lama air mata isak tangis tak lagi hadir dalam hidupku. Brave heart karya Mel Gibson, cerpen-cerpen sederhana yang bertebaran di web, hymne Bagimu Negeri, Kebaya Merah dan Air Mata yang dilantunkan Iwan Fals di Kantata Takwa, kisah wafatnya Nabi Muhammad, kisah penderitaan bertahun-tahun yang harus ditanggung Imam Ahmad bin Hambal karena membela Al-Quran. Dada yang sesak karena haru, tak lagi dapat kurasakan. Hati ini seakan membatu.

Menatap kedalam tatapan kosong anak-anak pedagang asongan, melihat senyum bangga orang tua, mayat bayi yang mati di tangan orang tuanya yang terkutuk.

Setiap hari hal seperti itu sekelebat melewati gue yang tergopoh dibodohi nafsu rendahan. ke mana rasa malu yang menjadi tameng hati nurani. Malu karena tak bisa berbuat... malu karena lebih suka menyalahkan dari pada mengakui kebodohan... malu karena lebih suka menerima dari pada memberi... malu karena tidak percaya diri sendiri... malu karena lebih suka mengingkari hati nurani dari pada mengingkari akal...

******************************


Tuhan menegur dengan cara yang sangat tidak diduga. Saat kebaikan dibalas dengan hal yang sebaliknya, di sana lah batu ujian akan keikhlasan perbuatan diuji di titik nadir kesabaran. Ya ALLAH maafkan hamba Mu yang tak tahu malu dihadapan MU. Padahal perbuatan yang gue anggap perbuatan baik itu sangatlah belum berarti.

Saat hujan turun pagi itu, gue menepikan motor dan berlindung di bawah pohon untuk mengenakan jas hujan. Saat itulah gue lihat dompet yg basah dengan isi berhamburan; tiga buah STNK Motor, KTP dan kartu nama. Tanpa pikir panjang gue ambil dan gue melanjutkan perjalanan. 

Tiba di kantor gue lihat ketiga STNK tersebut sesuai dengan alamat di kartu nama yang ada dalam dompet itu, KTP tidak konsisten karena itu KTP daerah Jawa Tengah sana, toh gue sendiri juga masih sering bawa2 KTP Makassar gue padahal punya KTP Jakarta dan KTP Bekasi. 

Gak ada maksud lain saat gue dengan yakin menelpon nomor telepon yang terera di kartu nama itu, jika benar gue balikin karena alamat itu sekitar Taman Harapan Baru (THB) yang merupakan Jalur gue pulang pergi kerja, dan setelah beberapa kali dihubungi ternyata benar mereka adalah pihak yang kehilangan dan sangat mengharapkan STNK2 tersebut dapat dikembalikan, sukurlah karena jika tidak ada kabar lebih lanjut gue akan serahkan aja ke kantor polisi yg ada di bundaran gerbang pintu keluar THB.

saat gue telah ketemu pihak keluarga yg kehilangan, gue serahkan dan gue berniat pulang, mau ngapain lagi cape naik motor dari jakarta ke bekasi apalagi kalo sore sudah macet, panas, lapar pula. 

Pihak yang kehilangan ini tinggal di Ruko yang kebetulan usaha rumah makan Soto Kudus Muria "Ssli", gue mulai merasa aneh saat pihak mereka menanyakan HP dan barang2 lain, dengan kesal gue jawab dengan mencoba bersabar 
"bu saya hanya menemukan dompet itu, saya gak menemukan apa2 ditempat saya menemukan dompet itu" karena jengkel gue pulang, terus salah satu keluarga di situ ikut keluar dan mencatat nomor plat motor gue, setelah gue yakin dia dapat melihat dengan jelas plat motor gue, gue cabut pulang, gak ada urusan sama mereka. 

sayang ternyata perkiraan gue salah, besoknya seseorang menelpon dengan mengaku pihak yang kehilangan dengan bahasa yang kasar meminta gue mengembalikan barang2 mereka yang hilang, mengancam bahwa mereka bisa melacak gue, bahwa suaminya anggota ABRI dan lain2 (salah satunya dia tahu nomor plat motor gue), saking kesel gue kasih nomor kantor gue, gue bilang "saya sedang kerja kalo ibu mau bawa polisi atau suami ibu, saya tunggu di kantor sekarang juga, ibu tahu nomor HP saya, Tahu plat nomor motor saya, tahu kantor saya, dst sekarang silahkan lakukan apa yang mau ibu lakukan saya gak peduli..." setelah sang ibu bicara segala macam yang gue gak tahan lagi dengernya gue cuma bisa bilang "ibu sudah selesai bicara?, maaf saya gak punya waktu untuk melanjutkan pembicaraan yang gak jelas seperti ini". 

emosi gue naik, gue sempet bilang "saya akan temui dimanapun ibu atau suami ibu mau ketemu". gue bahkan jadi sombong punya HP 8 saat ini yang gue pake 3 HP keluaran terakhir selebihnya gue kasih keluarga gue, belum lama gue beli 3 HP middle end yang satunya aja hampir 3 jutaan hanya untuk gue kasih ke adik2nya bokap gue, ya ampun apa gunanya yah??? ngomong gitu. 

stupid banget gue saat itu sampai temen gue bilang " udah gak usah diladenin, lo juga ngapain lo ambil tuh dompet, ehh pake dikembaliin lagih, odik (otak dikit) juga lho". setelah berlalu sekian hari barulah gue sadar, gue dah lama, bahkan terlalu lama gak pernah dapet masalah, hidup mengalir tanpa ada gejolak, hingga saat itu. 

Tuhan telah memperingatkan gue dengan masalah yang sukurnya bukan dengan orang2 yg gue kenal, atau orang2 dekat, sehingga lebih mudah melepas emosi dan mengkajinya lebih dalam.

pertanyaan nya apa gue kapok, gak lah, gue tahu rasanya bawa motor gak ada STNK, dan teguran itu bukan membuat gue surut, gue akan tetap berusaha untuk berbuat kebaikan dan hanya Tuhan yang tahu dan akan membalasnya dengan ganjaran yang adil, jangan pernah mengharapkan keadilan dari makhluk, ikhlaskan aja, karena jika tidak hanya kekecewaan yang akan gue dapat.

Hasbunallah wani'mal wakil, ni'mal maula wa ni'mannasiir.

***************************************************

Posting Komentar

No Spam, Please.