Sedikit Tentang Kisah Nabi Yusuf A.S. Sang Bendaharawan Negara

Bukan soal ketampanan, tapi kompetensi Nabi Yusuf bendaharawan negara mengatur dan mendistribusikan bantuan pangan saat krisis ekonomi melanda Mesir
Sedikit Catatan Tentang Kisah Nabi Yusuf A.S. Sang Bendaharawan Negara

Banyak kisah diceritakan dalam Al-Quran, tapi dalam ayat ke-3 Surah Yusuf, Al-Quran menyebutkan "kisah terbaik." 

Ulama ada yang menganggap bahwa Surah Yusuf itu sendiri adalah kisah terbaik, ada pula ulama yang menganggap seluruh kisah dalam Al-Quran adalah kisah terbaik

Bukan kapasitas kita menyalahkan salah satu pendapat ulama itu, dua-duanya benar, yang penting adalah bagaimana kita mengambil hikmah dan pelajaran dari Kisah Yusuf A.S. Dari seorang anak yang dijual sebagai budak seharga beberapa dirham (ayat 20) namun saat dewasa beliau dipercaya menjadi bendaharawan kerajaan (ayat 55). 

Itu semua terjadi karena Nabi Yusuf A.S memiliki kualitas "pandai menjaga dan berpengetahuan" - hafidzun alim

Bendahara kerajaan seperti itu mungkin setara dengan perdana menteri, wazir atau menteri koordinator, namun untuk birokrasi yang sudah berkembang saat ini mungkin jabatan itu setara menteri keuangan atau bendaharawan negara.


Mimpi Sang Raja

Catatan ini saya mulai saat Al Quran menyebutkan soal mimpi sang raja atau Firaun yang kemungkinan adalah Amenemhat III.

"Dan raja berkata (kepada para pemuka kaumnya), “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering. Wahai orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi.” - Surat Yusuf ayat 43.

Bagi para ahli "orang yang terkemuka" yang ditugaskan untuk menjelaskan makna mimpi itu, mimpi tersebut hanyalah mimpi kosong dan mereka mengaku tidak dapat menafsirkan arti mimpi itu (ayat 44).

Tapi bagi Nabi Yusuf, mimpi sang raja adalah sebuah indikator masa depan, prediksi tentang keadaan ekonomi kerajaan 14 tahun ke depan, di mana ada masa subur selama 7 tahun, lalu segera disusul krisis pangan (paceklik) selama 7 tahun yang akan "menelan" kesejahteraan yang didapat selama masa subur sebelumnya. (ayat 46).


Nabi Yusuf A.S. Sang Ahli Ekonomi

Seharusnya Nabi Yusuf hanya menafsirkan mimpi raja saja, namun Nabi Yususf yang ahli ekonomi dan paham mengenai ilmu perbendaharaan negara melanjutkan penafsiran mimpi itu dengan langkah-langkah strategis sebagai solusi atas prediksi krisis ekonomi yang akan datang melanda.

Yusuf berkata: ‘Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa, maka apa yang kamu tuai (petik) hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. (ayat 47). Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari bibit gandum yang akan kamu simpan. (ayat 48).

Menyimpan gandum tetap di tangkai atau di bulirnya bukan kebiasaan para petani dalam menyimpan gandum ataupun padi, cara penyimpanan seperti itu lazimnya hanya digunakan untuk menyimpan bibit. Namun untuk membuat gandum tetap awet dan tidak cepat rusak dalam jangka waktu yang lama, Nabi Yusuf menyarankan agar gandum yang sudah dipanen itu agar disimpan dengan tetap dibiarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk yang dikonsumsi.

Kemudian utusan raja menyampaikan apa yang dikatakan Yuzarsif (Nama Nabi Yusuf versi Mesir) kepada sang raja. Mendengar mimpinya diterjemahkan dengan baik saja sudah membuat raja senang, kemudian ditambah langkah-langkah solutif yang tepat dan implementatif membuat raja kagum dan ingin bertemu dengannya.

Anehnya, saat utusan raja menyampaikan keinginan raja, Nabi Yusuf tidak lantas mau meninggalkan penjara dan menemui raja. 

Nabi Yusuf malah mengajukan persyaratan agar ia terbebas dari tuduhan yang telah membuatnya dipenjarakan dan juga sebagai bukti integritasnya tidak mau memanfaatkan kedudukan raja untuk mengeluarkannya dari penjara. Nabi Yusuf ingin nama baiknya dibersihkan, bahwa ia bukan orang yang berkhianat dan ia juga ingin raja membuktikan bahwa ia orang yang amanah dan dipenjarakan tanpa kesalahan. (ayat  50-52)

Khusus ayat ke 53; "Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Ada dua pendapat mengenai ayat ke-53 ini, sebagian menafsirkan bahwa ayat tersebut dikatakan oleh Nabi Yusuf sebagai lanjutan dari ayat sebelumnya (ayat 52), namun ada juga yang menafsirkan bahwa ayat itu dikatakan oleh istri Al-Aziz (konon bernama Zulaikha) sebagai kelanjutan ayat 51.

Proses persidangan kepada para perempuan dan istri Al-Aziz yang diajukan sebagai syarat dari Nabi Yusuf untuk bertemu dengan raja membuat raja yakin bahwa Nabi Yusuf seseorang yang jujur dan amanah, tidak berkhianat serta dipenjarakan atas tuduhan yang tidak benar. 

Dan raja berkata, “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku.” Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap dengan dia, dia (raja) berkata, “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.” (ayat 54)

Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (hafidz) dan berpengetahuan (alim).”. (ayat 55)

Kagum atas pribadi dan kecerdasan Nabi Yusuf, sang raja bertitah untuk mengangkatnya menjadi orang terdekatnya, semacam penasehat raja. Namun dengan halus Nabi Yusuf menolak jabatan yang ditawarkan raja, Nabi Yusuf seorang yang profesional, ia tidak mau memanfaatkan kedekatannya dengan raja. Maka dia memilih profesi yang sesuai kompetensinya yaitu bendaharawan negara.

Sedikit Catatan Tentang Kisah Nabi Yusuf A.S. Sang Bendaharawan Negara


Hafidzun Alim (Terpercaya dan Profesional)

M. Quraish Shihab secara teliti menjelaskan ayat ke 55, bahwa kata hafidz (pandai menjaga) didahulukan dari kata alim (berpengetahuan), menunjukkan bahwa sifat amanah lebih utama dari pengetahuan atau kompetensi. Sebuah pesan agar kita lebih mengutamakan karakter atau sifat amanah (dapat dipercaya, tidak berkhianat) barulah dilengkapi dengan kompetensi keilmuan. Singkat kata, sifat Nabi Yusuf bisa dirangkum dalam tagline: Terpercaya dan Profesional.

Hal seperti itu senada dengan ucapan proklamator tercinta: "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki." (Mohammad Hatta)

"Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki." (Moh. Hatta)


Ini bukan kisah soal ketampanan, tapi soal kesabarannya dalam belajar menguasai berbagai bidang, juga soal integritas dan kebijaksanaannya hingga mampu membawa Mesir melewati 7 tahun paceklik dengan gemilang. Ini soal bagaimana kompetensi beliau sebagai bendaharawan negara mengatur persediaan gandum agar awet 7 tahun, dan bagaimana sistem yang dikelolanya dapat mendistribusikan bantuan pangan itu kepada masyarakat Mesir dengan adil.

Keahliannya itu yang membuat Mesir menjadi negeri swasembada pangan plus juga memiliki cadangan pangan yang berlimpah. Mesir bukan saja memiliki stok pangan yang cukup untuk kebutuhan dalam negeri namun juga membuat negeri lain datang ke Mesir untuk membeli gandum, termasuk saudara-saudaranya di Palestina yang juga dilanda paceklik, datang ke Mesir untuk membeli gandum.

Terlepas dari mukjizat, mengatur logistik agar tetap tersedia dan terdistribusikan secara rapih butuh seorang negarawan terampil dalam ilmu pertanian agar mampu memaksimalkan hasil panen saat subur dan kompeten dalam teknik penyimpanan hasil panen yang efektif, juga terampil dalam disiplin ilmu teknik sipil; pembangunan irigasi dan lumbung yang baik, tentunya juga ahli manajemen distribusi untuk menjamin agar BPNT atau Bantuan Pangan Non Tunai (Bansos) benar-benar tepat sasaran.

Bagaimana perasaanmu menyaksikan Bansos yang tidak tepat sasaran? Melihat orang kaya menerima Bansos, sedangkan para fakir yang benar-benar membutuhkan terabaikan karena administrasi yang dilanggar tanpa ada hukuman?.

Nabi Yusuf A.S bukan cuma ganteng, tapi mampu menjamin bansos dari perbendaharaan negara tersalurkan kepada yang benar-benar membutuhkan saat paceklik 7 tahun. 
 
Ke depan musim kemarau, semoga gak ada paceklik dan segala macam bansos dapat tepat sasaran, amiin.


Ahad, 15 Mei 2022.
Wallahul muwaffiq ila aqwamit tharieq.


Posting Komentar

No Spam, Please.