Ini bukan kongkow di tambal ban ya sedara, wahai netizen sekalian, melainkan ini kongkow di bawah rumah pohon karya kawan-kawan Komunitas Save Kali Cikarang.
Pagi tadi sebelum saya sampai tempat sejuk nan asri walau agak bising bukan karena lalu lalang kendaraan, tapi suara dari PT Gunung Garuda yang berhadap-hadapan langsung dengan aliran #kalicikarang. Seperti biasa aktivitas saya di tengah keadaan begini mantengin HP, karena ada jadwal mengajar by online.
Gak saya kasih tugas kok para siswa/i, cuma saya minta baca materi saja, walaupun Alhamdulillah ada dari beberapa siswa/i berinisiatif mengubah materi yang saya sampaikan ke dalam bentuk PDF dan PowerPoint. Selesai memberikan materi serta menjawab beberapa pertanyaan siswa/i, saya coba online update biasalah gaya-gayaan, baca-baca berita, dan bikin ruang diskusi yang disediakan FB, eh nongol dan bergabung juga Bang Eko Djatmiko.
Itupun posisi saya masih di rumah, sudah seduh kopi, sembari menunggu istri selesai memasak, di tengah obrolan yang nan kentang (kepalang tanggung) sang Istri nyeletuk, "ngobrolnya di sana aja yuk".
Wah ayo dah, maka saya putuskan untuk segera cap cus, otw ke Hutan Bambu Kali Cikarang/ #KomunitasSaveKaliCikarang.
Dengan bermodal petunjuk dan arahan Bang Eko Djatmiko.
"Pokoknya dari tugu Bambu Warung Bongkok lurus ada Indomaret sebelah kiri jalan ada gang masuk dah, nanti ada plang nya Hutan Bambu Kali Cikarang".
Memang antara bikin dahi mengkerut dan narik napas panjang menemui jalanan yang asal tambal berlubang, juga tata pemukiman dalam kepungan PT Gunung Garuda, bahkan makam juga dikepung oleh PT sekitaran. Parkirlah saya dan istri di pinggir jalan. Alhamdulillah disambut dengan baik oleh beberapa kawan yang sigap di depan areal pintu masuk.
"Jalan aja terus bang ikutin gang ini, banyak makam memang juga tembok-tembok batas yang dibuat oleh PT di sekitar areal makam," kata seorang pemuda di sana.
Ada sosok yang saya kenal betul tahu percis, postur badannya,tinggi badannya, suaranya, dia menyapa "Woy-woy". Tenang bukan penampakan di sekitar Hutan Bambu Kali Cikarang dan makam. Ini sosok yang terkenal piawai membawakan sejarah Bekasi, dan sudah membuat buku juga, gak hanya satu dalam dunia perbukuan. Tak lain tak bukan, kawan saya juga, Bang Endra Kusnawan.
Tapi yang saya lihat beliau ada obrolan agak serius dengan banyak produk-produk yang tersedia di mejanya, juga ada beberapa teman beliau. Maka satu tempat lain ruang diskusi. Beliau juga bertanya "Ngapain ke marih?."
Saya jawab "Pengen kepo aja di zona yang lagi viral ampe pusat", hahaha.
Saya langsung cari Bang Eko Djatmiko yang tengah asik memancing juga ngajarin beberapa anak cara memancing.
Di sekitar areal juga ada Mushola, WC, dan tempat berfoto yang bagus, dan yang sangat langka, adalah beberapa pelajar tengah asik belajar sambil diskusi sepertinya tengah mengerjakan tugas sekolah
Dengan salaman kepalan tinju sebagai tanda jumpa awal saya dan bang Eko Djatmiko. Ini kalau yang paham, salaman dengan saling mengepalkan tangan ini adalah salam semangat perubahan gerak sosial.
Ngobrol Lah dengan santai, posisi awal ngobrol di kepala kapal hasil kreativitas kawan-kawan #Savekalicikarang. Berpindah tempat ke area rumah pohon agar geser dikit dengan tawaran kopi Sumatera asli. Istri saya tengah asik di bawah rimbunnya pohon bambu, dia paham bagaimana saya jadi tidak ikut ke area kongkowan.
"Jahat ya saya tinggalin".
Tapi tenang di area tadi kepala kapal hasil kreativitas kawan-kawan #savekalicikarang, ada yang lagi terus mengerjakan untuk mengokohkan tempat kongkow, jadi istri saya gak sendirian. Sebatang rokok lalu sebatang lagi dengan ditemani kopi Sumatera. Bahkan rokok yang dihisap beliau sama dengan rokok saya, kretek.
Belio sempat menunjukan video dari YouTube tentang liputan berita #savekalicikarang,
https://youtu.be/98EGtuE3CoM. Unik walaupun agak heran, itu berita jika ditonton dan channelnya milik Diksominfosantik Kab Bekasi.
Herannya di mana?
Sudah sampaikah jajaran pegawai dinas yang membuat video tersebut? Atau dinas terkait yang kudunya engeh dengan semangat kebangkitan masyarakat bantaran kali dengan membuat gerakan #Savekalicikarang serta Melestarikan #Hutanbambukalicikarang.
Antara cuman sekedar liput? atau akuisisi sepihak bahwa sudah ada tempat wisata bernuansa kali dan sebagai wadah pembelajaran peduli lingkungan dengan Jelas berhadapan langsung disekitarnya PT Gunung Garuda?.
Obrol punya obrol, ternyata istri beliau dengan saya masih satu kampung lah, malang melintang juga Bang Eko Djatmiko tahu kampung halaman saya. Istilahnya sekarang bahasa kodenya PLN (Palembang lagi Naik). Beliau lama juga di kampung halaman saya, Kikim Sumatera Selatan. Jangan-jangan masih saudara neh.
Udah ah kebayakan ini tulisan. Tapi yang pasti akan dan segera terbentuk dalam satu naungan masyarakat bantaran kali di Kabupaten Bekasi.
Penulis: Minon On Mini
Selasa, 28 Juli 2020