Hanya Dumelan Nirfaedah Saat Menikmati Kopi Malam

Lebih mudah mengenali foto-foto olah digital yang bisa dimengerti bahwa itu hanyalah fantasi seperti gambar atau foto di atas daripada mengenali tulisan-tulisan yang sudah diolah sedemikian rupa dengan tujuan-tujuan tertentu
Ikan Koi di sungai hasil olah digital

Foto ini hasil rekayasa digital, indah buat mata, selesai.

Tapi enggak begitu bagi sebagian orang, apalagi buat saya yang demen modus. Gambar yang sederhana aja bisa jadi ribet... apalagi gambar hasil olah digital begini, bisa panjang urusannya 😁

Saya gak tau itu foto jembatan di belahan dunia mana, yg pasti sedang musim salju, nah dari salju aja saya bisa hubungkan beberapa isu dari budaya pop, misalnya Elsa The Frozen.

Elza yang memiliki "tubuh sempurna" dengan pinggang yang sangat ramping itu jelas akan bertentangan dengan postingan Tara Basro yang sudah dihapus itu soal pesan "gapapa punya tubuh enggak sempurna, perempuan ya jangan dinilai dari fisiknya". Dst dst. Dari sini saya bisa masuk ke isu-isu terkini, berbekal sotoylogi dan apa saja selama mendukung ide saya.

Kalau dari Ikan Koi bagaimana? Wah ribet ini, Ikan Koi itu banyak mengandung perlambang, bahkan warnanya saja memiliki pemaknaan yang sedemikian dipercaya bagi sebagian orang. Saya gak suka mengusik kepercayaan orang lain.

Daripada ribet mending jumlahnya aja. Ada 2 ikan di sana, dua ikan itu lambang Pisces, saat ini kita hidup di era "Aeon Pisces" sampai tahun 2150 barulah kita memasuki Aeon Aquarius, si pembawa kendi. Saya bisa saja menulis dan menghubungkan logo pisces sebagai salah satu simbol astrologi ini ke mana saja tergantung kemauan dan sesuka saya. Enggak ada hubungannya dengan benar atau enggak, kemauan saya tidak terikat dengan beban moral  itu, saya hanya bersenang-senang bermain kata seperti anak-anak sanggar lukis yang sedang bersenang-senang bermain dengan warna saat mewarnai.

Saya hanya bersenang-senang bermain kata seperti anak-anak sanggar lukis yang sedang bersenang-senang bermain dengan warna saat mewarnai.

Masalahnya adalah, enggak semua orang bisa menikmati hasil menggambar si anak tadi, untungnya si anak enggak peduli, dia senang dan puas bisa bermain warna, soal hasilnya benar atau enggak yah enggak jadi masalah buat dia, kalau dia dimarahi atas hasil karyanya dia juga enggak paham di mana masalahnya, ya seperti gambar ini.... mana ada Ikan Koi sebesar itu.... 

Demikian juga dengan konten berbentuk teks atau tulisan artikel yang banyak beredar di media sosial, baik yang viral maupun tidak. Karena kita tidak tahu atau tidak kenal siapa penulisnya, maka seharusnya kita lebih waspada dalam mencerna narasi yang dibangunnya. Baik alur cerita, kerangka berpikir yang sedang disusun, argumen-argumen dan sumbernya, maupun maksudnya jika ada. 


ilusi olah digital

Lebih mudah mengenali foto-foto olah digital yang bisa dimengerti bahwa itu hanyalah fantasi seperti gambar atau foto di atas daripada mengenali tulisan-tulisan yang sudah diolah sedemikian rupa dengan tujuan-tujuan tertentu. 

Opini-opini yang banyak beredar di sisi lain dapat memperkaya wawasan pembacanya, namun bisa juga mengajak pembacanya ke alam pikir tertentu yang diinginkan penulis atau penerbitnya sehingga tanpa disadari mensejajarkan pembaca dalam sudut pandang tertentu yang bisa saja benar atau salah. Jadi mari hati-hati memahami konten, baik berupa teks, gambar, foto, musik, video dan segala macam bentuk konten yang ada.

Memahami banyak sudut pandang itu baik, akan lebih baik lagi jika kita membekali pandangan-pandangan kita dengan dasar-dasar pijakan dan landasan pikir yang secara sadar kita pilih dengan pertimbangan-pertimbangan yang logis dan berdasarkan fakta. Jika kita sedang berfantasi, maka nyatakan itu sebagai fantasi atau berikan petunjuk bahwa itu fiksi, opini atau hanya sekadar tulisan nirfaedah alias dumelan enggak jelas seperti tulisan yang sekarang sedang Anda baca ini :)

#KopiMalam #EnjoyAjah #Sotoylogi


Posting Komentar

No Spam, Please.