Pagi itu aku bangun dengan hati campur aduk jadi satu, alangkah aneh mimpiku. Seperti sebelum-sebelumnya.. aku kembali bermimpi bertemu dengan lelaki yang sama.. lelaki yang entah mengapa serasa sudah ku kenal dengan baik dan serasa begitu dekat di hatiku, di pikiranku.. Dan semua yang kualami dalam mimpi tadi malam seperti pernah kualami dahulu kala. Entah kapan dan di mana.. serta bersama dengan siapa.. tapi sungguh, aku begitu mengenal detil-detail semua mimpiku yang terjadi.
Dan memang mimpi seperti itu sudah terlalu sering kualami. Begitu aku memimpikan lelaki itu, aku terbangun dengan perasaan hati yang luar biasa senangnya. Apa yang harus aku lakukan?
Bukan pintaku untuk diberikan mimpi seperti itu. Aku bangun untuk menunaikan sholat subuh dengan lelaki lain.. lelaki yang menjadi suamiku dan ayah dari anak-anakku. Lelaki baik yang begitu menyayangiku. Dan aku merasa amat sangat bersalah dengan suamiku karena memimpikan lelaki lain. Yang dengan memimpikannya saja aku begitu merasa bahagia.
Bukan pintaku untuk diberikan mimpi seperti itu. Aku bangun untuk menunaikan sholat subuh dengan lelaki lain.. lelaki yang menjadi suamiku dan ayah dari anak-anakku. Lelaki baik yang begitu menyayangiku. Dan aku merasa amat sangat bersalah dengan suamiku karena memimpikan lelaki lain. Yang dengan memimpikannya saja aku begitu merasa bahagia.
****flashback.... ***
Aku masih memakai baju putih biru ketika turun dari mikrolet untuk sampai di SMPku.. SMP X.. dan ketika itu, karena terburu-buru aku terjatuh dari mikrolet ketika seorang cowok dengan baju SMP juga berusaha menolongku. Tak kuperhatikan cowok itu karena seperti biasa.. jam yang terbaca di jam tanganku sudah menunjukkan pukul 07.08.. beberapa menit lagi rasanya bel akan segera menggema di seantero gedung sekolahku.
Kutinggalkan dia dengan hanya sedikit menggumamkan terima kasih seadanya.. untuk segera lari menuju gedung sekolahku. Cowok itu hanya memandangku dan segera kembali naik ke mikrolet tadi untuk pergi entah ke mana. Aku memang tidak begitu memperhatikannya.. yang kuperhatikan adalah kesejukan pandangannya ketika melihatku. Itupun lewat sudut mataku saja.
****** saat ini..****
Aku masih termenung sendirian di kamarku. Tak kusangka pernikahanku hanya berumur sampai di sini saja. Tadi siang palu hakim sudah diketukkan untuk mengesahkan perceraianku dengan suamiku.. ayah dari anak-anakku. Dan kuakui aku masih begitu terpukul dengan kepergian suamiku. Yang sebenarnya masih kucintai.. hanya saja, dia telah bermain api dengan wanita lain. Pedih mengoyak di sekujur perasaanku.. sakitnya hati ini, serasa ditikam ribuan belati tepat di jantungku.
Tapi ketika kulihat mata anak-anakku, aku harus bangkit untuk hidup kembali. Hidup masih terasa gelap di depan sana kurasakan.
Apa yang harus kulakukan terlebih dahulu? Apa yang bisa membuat aku tegar kecuali tatapan lugu anak-anakku.
Dengan tertatih-tatih aku kembali menata kehidupanku. Menjadi orang tua tunggal buat anak-anakku, kadang menjadi ayah juga untuk mereka. Dan ketika itulah ada beberapa lelaki yang berusaha mendekatiku. Tapi entah mengapa, aku begitu terpana pada lelaki yang itu.. lelaki dengan senyum menawan dan tutur kata lembut.. yang begitu mengerti gelora perasaanku, begitu memahami gundah gulana cabikan lara hatiku.
Kucoba menjalani peranku kembali.. untuk menerima cinta lain di sisiku. Dan ketika kita sudah semakin dekat.. lelaki itu menceritakan sesuatu kepadaku, bahwa dia memang telah menungguku lama. Karena dalam hatinya, dalam teropong mimpi-mimpinya.. hanya sosok bayanganku yang hadir. Maka ketika bertemu denganku, dia amat sangat yakin.. dirimu lah cinta sejatinya. Yang dahulu pernah ditolongnya ketika aku hampir jatuh dari mikrolet yang aku tumpangi saat aku masih duduk dibangku SMP.
Ketika dia menceritakan itu, kagetku bukan alang kepalang.. kuperhatikan wajahnya yang teduh baik-baik.. dan yaaa!!! Aku juga yakin.. dirinyalah yang kuimpikan selama ini, bahkan di saat aku masih menjadi istri mantan suamiku. Wajah yang begitu rasa kukenal.. walau kabur, tapi begitu dekat di hatiku.. tatapan yang menyejukkan segala lara hati.
**** beberapa tahun kemudian****
Aku berbahagia. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahanku yang ke 10 dengan suami keduaku. Lelaki yang kuanggap cinta sejatiku. Dan ketika aku mengingat kembali pada mimpi-mimpiku dahulu. Apa yang kualami dengan suamiku sekarang, segala kebahagiaan dalam mengarungi bahtera rumah tangga kami ini.. ternyata itulah yang hadir dalam mimpiku dahulu.
***(epilog)****
ini mah cuma sekedar cerita amat sangat pendek aja, sebagian terinspirasi dari cerita teman-teman tentang berbagai kisah cinta mereka. Yang nama-namanya gak boleh gue sebutin, tapi gue berterimakasih ma lo deh (siapa aja... yang ngerasa cerita pendek gue adalah kisah mereka. hihihi..).
Deja Vu.. kadang gue gak percaya sih.. tapi suka juga tiba-tiba ngerasa pernah ngalamin kejadian itu entah di mana.
Deja Vu.. kadang gue gak percaya sih.. tapi suka juga tiba-tiba ngerasa pernah ngalamin kejadian itu entah di mana.
Dan akhirnya, gue ikut berdoa.. moga-moga lo bahagia dengan hidup lo sekarang, meskipun seseorang yang sering lo impikan entah sedang ada di mana. Moga-moga dia pun juga bahagia dengan kehidupannya.
24 Maret 2009
Penulis: Retrispur