Nama kampung yang mungkin tidak "layak jual" untuk dilekatkan pada sebuah pemukiman baru hilang dari ingatan warga dan diganti dengan nama yang baru. Padahal seperti apapun nama wilayah sebuah kampung dahulunya menyimpan kearifan lokal penamaan lokasi atau setidaknya menjadi penunjuk sebuah kejadian penting di masa lalu.
Apa maksud Nabi mengubah nama Kota Yastrib menjadi Kota Madinah?
Perubahan nama ini tidak terjadi ujug-ujug, yang sering saya baca adalah karena Nabi Muhammad SAW sedang membangun sebuah sistem peradaban baru (tamadun). Istilah tamadun dalam bahasa Indonesia berarti kebudayaan. Tapi apa sampai sebatas itu? Tidak, sejarah mencatat kelak Madinah menjadi pusat pemerintahan selama lebih 30 tahun hingga sampai pusat pemerintahan pindah ke Damaskus (Suriah) saat Dinasti Umayyah.
Kembali pada topik perubahan nama Yastrib menjadi Madinah, banyak pendapat soal ini, salah satunya adalah pendapat yang menyatakan bahwa perubahan nama itu adalah proses "upgrade" dari desa menjadi kota, "upgrade" kekuatan masyarakat dari yang awalnya berbasis suku menjadi umat yang satu. Dari yang tadinya dikenal ada suku Anshar (pribumi) dan suku Muhajirin (pendatang) kemudian menjadi satu umat yang bersaudara di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Apa yang kini bisa kita petik dari perubahan nama Madinah?
Bahwa perubahan nama menjadi pemersatu antara suku Anshar (pribumi) agar rela melepas ikatan batin terhadap nama Kota Yastrib untuk menerima saudaranya yang pendatang, dan agar suku Muhajirin (pendatang) juga memiliki rasa cinta pada Kota Madinah yang baru berdiri ini sebagai tanah air mereka sama seperti pribumi. Semua perbedaan ini disatukan menjadi satu kekuatan baru yang berhasil mengubah wajah peradaban dunia.
Mirisnya, hal yang terbalik justru sedang dan telah terjadi di Bekasi ini. Ujug-ujug nama-nama kampung dan desa diubah dengan nama-nama "bagus secara komersial" dan menjual. Ditambah lagi kaum pribumi dan pendatangnya seperti dipisahkan dengan sekat-sekat yang kelihatan maupun tidak.
Dengan berkaca pada sejarah Madinah, kira-kira masa depan seperti apa yang sedang dituju oleh Bekasi kelak?
Menamakan atau mengubah nama sebuah lokasi idealnya memperhatikan banyak aspek, terutama nama asli daerah tersebut yang tentunya memiliki sejarah dan memiliki keterkaitan emosional karena terkait identitas warga di sekitar lokasi tersebut. Jika tidak, maka identitas generasi selanjutnya akan diputus dengan identitas pendahulunya yang bisa berakibat dengan apatisnya pada kearifan lokal orang tuanya dan buta sejarah dan budaya daerahnya.
Menamakan atau mengubah nama sebuah lokasi idealnya memperhatikan banyak aspek, terutama nama asli daerah tersebut yang tentunya memiliki sejarah dan memiliki keterkaitan emosional karena terkait identitas warga di sekitar lokasi tersebut. Jika tidak, maka identitas generasi selanjutnya akan diputus dengan identitas pendahulunya yang bisa berakibat dengan apatisnya pada kearifan lokal orang tuanya dan buta sejarah dan budaya daerahnya.
______________________
Informasi yang sangat berguna dan bermutu.
BalasHapusmari kita saling kenal jauh melalui jaringan website.
ditunggu kunjungannya di blog saya :
http://softkini.blogspot.co.id
semoga kita bisa saling berbagi ilmu yang tiada hentinya
mengalir dalam dunia ini. Terima Kasih
Terimakasih sudah mampir :)
HapusBtw agan bekasi dimana nya gan?
BalasHapusSaya bekasi timur gan, daerah mustikajaya :D
Salam kenal gan :D
di Kabupaten gan, Babelan :)
HapusPosting Komentar
No Spam, Please.