Teori tinggallah teori, wacana tetaplah wacana, dalam "rakaat panjang" ini... saya dan semua yang hadir malam tadi pastinya membawa niat, kepentingan, harapan dan mimpinya masing-masing.
Suasana nonton bareng film Independen di OSO Sport Center Grad Wisata Bekasi
Dengan segala perbedaan itu kami "dipaksa" duduk bersama, "dipaksa" melupakan sejenak beban dan "dipaksa" menampilkan keceriaan terbaik yang masih tersisa. Ternyata karena "dipaksa" itu lah kami terbebas dari batasan identitas sosial yang akhirnya membuat kami akrab dan mesrah dalam kebersamaan.
Dalam suasana gembira kami minum kopi dari gelas yang sama, makan ubi
dan singkong rebus dari piring yang sama, tertawa dan bercerita seakan
sedang melepas rindu saudara yang telah lama tak berjumpa. Tapi rindu
ini datangnya darimana?
Sejenak khusuk menonton film yang
ternyata bercerita bukan tentang drama tukang kue pancong di ujung
Bekasi, bukan juga bercerita soal drama tukang sayur, tukang ketoprak
dan lainnya, bukan. Film ini sedikit bercerita tentang cermin, cermin
yang pada saat saya tonton justru menceritakan harapan-harapan saya,
cita-cita saya yang telah lama hilang entah kemana.
Saat Bang Kodir
yang sehari-hari berjualan kue pancong bercerita sedikit tentang suka
dukanya, saya justru melihat diri saya disana. Saat Bang Kodir mendorong
motornya yang kehabisan bensin, saya ikut merasakan susahnya. Apalah
arti tukang pancong, tukang urut kampung dll itu hanya kulit luarnya
saja. Mereka manusia juga sama seperti saya dan kita semua. Kenapa kita
terbiasa membedakan manusia dari profesinya? Dari status sosialnya? dan
embel-embel yang semakin menjauhkan kita satu sama lain. Memisahkan kita
dengan orang lain dalam kesepiannya masing-masing.
Mungkin dari
sini rasa rindu itu datang. Bertemu dengan sesama manusia yang yang apa
adanya. Manusia-manusia yang saling memanusiakan. Mungkin kalau istilah
orang Bekasi: "diorangin".
Terima kasih atas pengalaman semalam. Saya agak susah tidur saking senangnya bisa menghadiri acara nobar yang luar biasa ini.
------------------
------------------
5 atau 10 tahun mendatang...
Akankah film ini menjadi kebanggan
bagi pribadi-pribadi yang terlibat di dalamnya? Yang dengan penuh syukur
mengatakan "Nak, alhamdulillah kami telah memperjuangkan masa depan
kalian saat itu, ini buktinya".
Atau mewariskan rasa takut kepada perubahan sehingga memasung langkah-langkah yang ingin berlari mengejar ketertinggalan?
Siapa yang bisa membebaskan pasungan yang dipasang sendiri pada kakinya?, atau melepaskan kaca mata kuda yang suka rela dan sadar ia pakai untuk menutupi matanya sendiri?
"Maafkan kami, yang telah menjerumuskan kalian pada keadaan yang
menjadi cemoohan jaman. Kami pikir mimpi mereka terlalu tinggi, ternyata
pikiran kami yang terlalu sempit".
----------------
----------------
Semoga Pasangan Independen tetap kreatif dan inspiratif dalam ajang #pilkadakabBekasi2017 ini.
Selamat menikmati kopi pagi saudara-saudaraku tak sedarah.
Salam merDESA menuju #BekasiBaikDanBenar
☕