Jejaring media sosial Ello

Bagaimana dengan Ello? "Created by seven artists and designers, Ello is the social network you have been waiting for. Simple, beautiful & ad-free". Demkian invitation yang saya terima dari Paul Budnitz sebagai balasan setelah saya mengirimi pesan untuk ikut mencoba platform Ello, mungkin saya berhutang review, tapi postingan ini hanya sekadar bahasan umum yang masih banyak copy-paste dari artikel yang sudah ada :) Ello is the social network you have been waiting for. Simple, beautiful & ad-free. Kata-kata Simple and Beautiful lebih menarik, soal ad-free itu tergantung kondisi, sampai saat ini saya masih bisa menerima twit iklan di timeline Twitter, sepanjang belum mengganggu seperti iklan di Facebook yang kadang menampilkan gambar-gambar tidak relevan dan mengeksploitasi tubuh wanita. Selain soal ad-free, satu hal yang dijanjikan Ello adalah keamanan privacy, Ello menyebut bila data user "sosial media" umumnya telah ‘dijual’ kepada pengiklan. Sebab user adalah produk dan itu yang bisa dimonetisasi jadi pundi-pundi pemasukan. Teringat kalimat yang populer 10 tahun lalu? "Jika Anda tidak membayar untuk menggunakan sebuah produk, berarti Anda bukan konsumen tapi Anda adalah produk yang akan dijual."
Awalnya hanya digunakan oleh 90 orang yang merupakan teman-teman Paul Budnitz, Ello menjadi sebuah platform media sosial eksklusif yang diciptakan oleh para desainer dan seniman yang menginginkan media sosial pribadi bagi mereka sendiri hingga 7 Agustus 2014 ketika akses jejaring media sosial Ello terbuka untuk umum. Cekidot https://ello.co/bisot

Paul Budnitz tidak seterkenal Mark Zuckerberg (Facebook), David Karp (Tumblr) dan Jack Dorsey (Twitter).  Pemilik toko sepeda dari Negara Bagian Vermont, Amerika Serikat ini mengatakan bahwa kami percaya pada keindahan, kesederhanaan dan transparansi. Kami percaya bahwa orang-orang yang membuat segala sesuatu dan orang-orang yang menggunakannya harus berada dalam posisi kemitraan.

Oleh para penggunanya, Ello dijuluki jejaring media sosial ‘anti-Facebook’ karena Budnitz berjanji tidak akan memasukkan iklan dan menjual data pengguna Ello ke pihak ketiga.

Sampai kapan? pertanyaan skeptis tentu muncul :)

Wajar saja pertanyaan tersebut muncul, kita belajar dari Twitter dan Whatsapp yang "sederhana" dan sukses. Twitter kini disisipi iklan (yang menurut saya belum terlalu mengganggu) sedangkan Whatsapp sudah dibeli oleh Facebook, tinggal menunggu waktu, kapan integrasi iklan-iklan facebook hadir disana :)

Jejaring Media Sosisal Path lain lagi, jejaring sosial Path menerima pemasukkan melalui Path Shop atau toko barang virtual. Pada Path Shop, para pengguna dapat bertransaksi membeli paket sticker premium dan filter foto premium. Jika cara ini berhasil maka Path akan selamanya bebas dari iklan.

Bagaimana dengan Ello? "Created by seven artists and designers, Ello is the social network you have been waiting for. Simple, beautiful & ad-free". Demkian invitation yang saya terima dari Paul Budnitz sebagai balasan setelah saya mengirimi pesan untuk ikut mencoba platform Ello, mungkin saya berhutang review, tapi postingan ini hanya sekadar bahasan umum yang masih banyak copy-paste dari artikel yang sudah ada :)

jejaring media sosial Ello

Ello is the social network you have been waiting for. Simple, beautiful & ad-free. Kata-kata Simple and Beautiful lebih menarik, soal ad-free itu tergantung kondisi, sampai saat ini saya masih bisa menerima twit iklan di timeline Twitter, sepanjang belum mengganggu seperti iklan di Facebook yang kadang menampilkan gambar-gambar tidak relevan dan mengeksploitasi tubuh wanita.

Selain soal ad-free, satu hal yang dijanjikan Ello adalah keamanan privacy, Ello menyebut bila data user "sosial media" umumnya telah ‘dijual’ kepada pengiklan. Sebab user adalah produk dan itu yang bisa dimonetisasi jadi pundi-pundi pemasukan. Teringat kalimat yang populer 10 tahun lalu? "Jika Anda tidak membayar untuk menggunakan sebuah produk, berarti Anda bukan konsumen tapi Anda adalah produk yang akan dijual."

"Kami percaya jaringan sosial bisa menjadi alat untuk pemberdayaan. Bukan alat untuk menipu, memaksa dan memanipulasi, tetapi tempat untuk menghubungkan, membuat dan merayakan kehidupan. Anda bukan produk." demikian terjemahan dari Manifesto Ello. Idealis? kita lihat saja nanti :)

Kalau mencari review tentang Ello baca disini: http://id.techinasia.com/ello-media-sosial-anti-facebook/

Karena Ello masih berdasarkan undangan, barangkali ada yang mau diundang mencicipi Ello yang katanya paduan antara Twitter dan Tumblr ini? Sila kontak di komentar, twitter, FB dll untuk saya invite dan mendaftar di Ello.

Jejaring media sosial Ello
pic from: http://cyberfrogteam.blogspot.com
Reff:
http://id.techinasia.com/fakta-unik-tentang-jejaring-sosial-ello-anti-facebook/
http://internetsehat.id/2014/09/ello-media-sosial-anti-facebook/
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2014/09/140930_iptek_ello

2 komentar

  1. Baca ini: Jika Anda tidak membayar untuk menggunakan sebuah produk, berarti Anda bukan konsumen tapi Anda adalah produk yang akan dijual."

    Saya langsung bilang: WAK WAW ... iya ya benar juga :D

    Jadi, ada berapa media sosial yang kita' pakai sekarang? Sy dgn twitter dan FB saja sudah pusing. Di FB ada banyak grup menulis/blogger, jadi sudah habis di sana mi waktu. Jadinya malas pake yg lain ...
    1. :D saya tertarik untuk mencoba semua medsos yang ada, pengen tau ajah, ya sampai saat ini saya lebih suka twitter sih kak, interaksi lebih intens, facebook lebih ke sharing.
No Spam, Please.