Ia membangun dunianya sendiri dari kepingan mimpi yang ia kais dari
reruntuhan pahitnya kenyataan. Aku lihat jiwaku ada bersamanya.
Antara ada dan tiada, bangunan yang kau rekatkan dengan tangis dan
rintihan memikat jiwaku, apa yang berbeda? Akupun penuh luka sepertimu
Tubuh ini, dunia ini hanya sangkar yang memisahkan kita, dalam istana sepi yang kau bangun itu aku menemukan damai
Tubuh ini, dunia ini... hanyalah sangkar yang memisahkan dan
memanjarakan, dalam istana sepi yang kau bangun itu aku menemukan damai.
Akupun serapuh dirimu, ringkih dan lemah terhempas kenyataan yang tak kenal belas kasihan pada yang lemah.
Bukankah kesepian ini bukan hanya milik kita? Mereka yang berduyun mengejar keramaian tidak lebih sunyi dari kita kawan.
Mereka hanya tidak percaya bahwa kita dapat membangun kembali kepingan mimpi yang lama kita tidak hiraukan.
Sebagian yang mampu membangun kembali mimpinya dengan bantuan obat-obatan mahal dan sebagian dengan obat terlarang.
Dalam istana sepi ini kita merawat kembali impian-impian usang,, melihatnya seperti saat pertama kali kita menciptakannya.
Ya, itu impian yang tampak naif di dunia sana, di sini mimpi sederhana ini kembali mewujud, jujur dan sederhana tanpa drama.
Sesederhana alasan kita kembali bertemu kali ini, lama sejak kita berdua memutuskan untuk menjadi orang lain.
Yah, sekarangpun kita tak akan lama berada di sini, kita hanya
menyepi sejenak, menyembuhkan perih untuk kemudian keluar menjadi
materi.
Namun tinggallah sejenak, karena masih banyak kisah yang kurindu untuk mendengarnya lewat tatap matamu yang sendu.
Istirahatlah sejenak, redakan perihmu, sembuhkan lukamu. Aku ada dalam kesah hening yang enggan kau desahkan.
Setelah semua pulih, aku tak akan menahanmu. Pergilah, tersenyumlah.
Suatu saat kita kan berjumpa lagi, yah dalam sepi yang sama :)
Trust yourself. Create the kind of self that you will be happy to live with all your life. - Golda Meir
-----------------------
dirangkum dari racauan di twitter @bisot