Bersahabatlah dengan Ketulusan dan Kepercayaan

Persahabatan adalah ketulusan tanpa batas, saling menerima melengkapi, waktu akan membuktikan apakah pertalian batin terjalin baik tanpa berkomunikasi
Persahabatan adalah ketulusan tanpa batas, saling menerima dan melengkapi

Banyak orang bertanya, kalau teman saya banyak, itu betul sekali. Tetapi kalau mau lebih detail lagi, sahabat saya itu sedikit. Kenapa?

Buat saya pribadi persahabatan adalah ketulusan tanpa batas, saling menerima dan melengkapi.

Dan waktu yang akan membuktikan, apakah pertalian batin saya dengan sahabat saya itu terjalin baik tanpa harus saling berkomunikasi setiap waktu?. 

Saya selalu pastikan ke diri sendiri apakah ada chemistry dan lubuk hati saya terdalam mengatakan ini adalah sahabat yang baik luar dalam. 

Ga sulit sih sebetulnya mau tau siapa yang akan menjadi sahabat baik kita, kalau buat saya, ketika orang yang kita sebut awalnya teman bisa menceritakan kejelekan orang lain ke saya, bukan mustahil suatu saat hal itu akan terjadi ke saya

Misal pun terjadi biasanya saya pun juga tahu sendiri, alhamdullilah saya diberkahi insting dan kata hati yang kuat.

Mau punya sahabat baik yang terbilang belasan, puluhan tahun atau setengah hidup kita bersahabat adalah bermula dari diri sendiri, bisa ga mulut dan hati sendiri ga menceritakan apa pun yang sudah telinga dan hati kita tahu dan dengar, diceritakan lagi ke orang lain apapun tujuannya.

Kepercayaan itu mahal harganya

Apalagi sampai hasut orang atau teman sekitar, yang kasarnya sedang berselisih dengan 1 orang untuk ikutan dalam lingakaran yang sama, ini konyol dan lucu. Dan realita ya, bukan cuma istilah emak-emak yang hobi rumpi bareng tukang sayur pas lewat, tapi terjadi juga dengan kita-kita yang tinggal di Luar Negeri.

Ga usah kaget juga, manusiawi kan namanya, sifat dan watak orang kan beda-beda dan prinsip hidup pun beda. 1 hal lagi kalau punya penyakit hati iri dan dengki, kelar deh segala urusan :D

bersahabatlah dengan ketulusan dan kepercayaan

Saya pribadi ga masalah bersahabat dengan orang yang sama, belasan puluhan bahkan setengah hidup saya. Karena persahabatan yang sehat dan baik tidak untuk saling menjelekan, membuka aib masing-masing ketika tidak dalam kesempatan bersama, di situlah mengapa kepercayaan mahal harganya.

Kalau saya sih ogah makan bekas makanan dari mulut orang, cukup tahu aja, ya ok. Buat kepo lebih lanjut ga lah. Toh saya belum tentu lebih baik dari orang yang sedang digosipkan. 

Drama kehidupan sendiri aja udah banyak dan menyita energi, kok malah mau cari penyakit hidup lainnya?.

Toh lingakaran itu akan ketemu lagi kok, mungkin cuma beda waktu dan kesempatan aja.

Intinya bersahabatlah dengan ketulusan dan kepercayaan (trust)

Saya bisa pastikan kita akan bertemu orang-orang yang betul-betul bisa diandalkan dalam setiap saat. Entah dalam keterpurukan hidup atau sebaliknya. 

Karena kalau cuma cari teman itu gampang, jika kita banyak uang, terkenal dan sebagainya, ibarat gula, itu pasti disemutin kan?

Selamat berakhir pekan ya, Ijah lagi rebus kacang tanah dong. Pamer dikit boleh lah, maklum belasan tahun hidup di rantau ga pernah belanja nemu kacang tanah mentah dan fresh.

Baik-baik, sehat-sehat dan bahagia selalu ya kalian, cipoks dari Ijah ❤️❤️❤️❤️❤️.

*penting: jadilah diri sendiri, ga perlu bikin drama atau adu domba apalagi sampai memposisikan diri seolah korban :D, banyak kan di timeline fb masing-masing?. Toh dengan waktu kalau sedang digosipkan tidak baik, sampai kok ke kuping sendiri. Ga usah repot juga bikin pembelaan diri, percaya aja ada karma, semesta dan Tuhan.


Penulis: Opie Miorelli 
Sabtu, 18 September 2021

------------------
Philio (φιλία philos) adalah cinta tahap kedua. Ia adalah kecintaan luhur dan tumbuh dari hasil persahabatan mendalam sehingga menerbitkan rasa 'kami' atau 'kita'. Cinta kasih persahabatan antara dua orang teman. Saling memberi dan menerima, saling mengisi dan melengkapi.


Posting Komentar

No Spam, Please.