Di Akhir Ramadhan Belajar Doa Masuk Pasar | #NulisRandom 17

"Di akhir ramadhan ini sering-seringlah mengucap doa masuk pasar" jawab Ki Somad setelah saya minta nasehatnya sebelum ia pergi. Doa pendek itu berbunyi “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa ya yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir”. Doa ini sebenarnya sebuah zikir yang mengingatkan kita banyak hal sebelum memasuki pasar, mall dan pusat keamaian jual beli lainnya. Mengingat Allah SWT di tempat beibadah tentu hal yang mudah, bagaimana dengan mengingat Allah SWT di pusat keramaian bisnis duniawi seperti pasar dll? Itu juga akan mudah jika kualitas puasa yang melatih sifat ihsan dan takwa senantiasa hadir dalam keseharian kita, insya Allah.
"Ramadhan akan segera berlalu. Lu tau sot mengapa puasa diwajibkan?" tanya Ki Somad selepas buka bersama dan maghriban sambil menikmati hidangan dan menunggu jamaah tarawih di mushollah.

"Kan seperti umat-umat sebelumnya Ki, diwajibkan agar kita menjadi hamba yang bertakwa" jawab saya sambil mengupas kulit klengkeng, takjil sumbangan warga kampung Sukasenyum.

"Benar, dengan berpuasa, seseorang dilatih untuk mengingat Allah Swt. dalam setiap ruang dan waktu. Ketika menjalankan puasa, seseorang diingatkan bahwa tidak ada tempat yang tersembunyi dari penglihatan dan pendengaran Allah Swt. Ini melatih sikap ihsan setiap orang" jelas Ki Somad.

"Kok ihsan Ki?" pancing saya sambil menikmati Klengkeng yang manis sepeti senyum gadis-gadis tetangga yang hanya bisa saya temui saat tarawih saja.

“Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia Maha Melihat” itu pengertian ihsan sot.

"Terus hubungannya sama takwa Ki?"
"Jadi ihsan menunjukkan satu kondisi jiwa, berupa penghayatan bahwa dirinya senantiasa diawasi oleh Allah SWT yang Maha Mengetahui. Perasaan ini akan melahirkan sikap hati-hati waspada dan terkendalinya suasana jiwa" jelas Ki Somad sambil memindahkan piring berisi Klengkeng.

"takwa iu ketundukan dan ketaatan (manusia) kepada perintah Allah  dan menjauhi segala yang dilarang-Nya, ini hanya bisa diharapkan dari pribadi-pribadi ihsan" lanjut Ki Somad yang juga mulai ikut menikmati Klengkeng.

Singkat cerita habislah Klengkeng-klengkeng di piring sekitar kami, piring-piring berisi kulit dan biji Klengkeng menjadi saksi bincang santai selepas buka bersama sore itu. Ki Somad sudah sibuk dengan kegiatannya menanti Isya dan Tarawih, saya ikut merapihkan piring-piring

Saya masih menyimpan banyak pertanyaan buat Ki Somad, tapi saya sudah puas dengan jawaban sebelum ia meninggalkan saya sendirian menikmati sisa-sisa Klengkeng.
Di Akhir Ramadhan Belajar Doa Masuk Pasar

"Di akhir ramadhan ini sering-seringlah mengucap doa masuk pasar" jawab Ki Somad setelah saya minta nasehatnya sebelum ia pergi.

Doa pendek itu berbunyi “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa ya yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir”.

Doa ini sebenarnya sebuah zikir yang mengingatkan kita banyak hal sebelum memasuki pasar, mall dan pusat keamaian jual beli lainnya. Mengingat Allah SWT di tempat beibadah tentu hal yang mudah, bagaimana dengan mengingat Allah SWT di pusat keramaian bisnis duniawi seperti pasar dll? 
Itu juga akan mudah jika kualitas puasa yang melatih sifat ihsan dan takwa senantiasa hadir dalam keseharian kita, insya Allah.

Posting Komentar

No Spam, Please.