Medio April 2015

Kita yang terdiri dari berbagai entitas dengan segala keunikannya masing-masing telah menciptakan lingkungan nyata yang menjadi tempat tumbuh diri dan orang-orang di sekeliling kita. pertanyaannya, apakah lingkungan yang telah kita ciptakan dengan sadar atau tidak itu merupakan wadah yang subur untuk tumbuh dan berkembangnya generasi tangguh? Saya dengan segala keterbatasan telah mencoba melakukan hal-hal biasa yang sebisa mungkin sejalan dengan visi "mempersiapkan generasi tangguh", saya mencoba dengan hal-hal yang saya bisa lakukan walau sedikit dan tak bermakna, saya percaya kekurangan saya akan menjadi peluang bagi orang lain, yang dengan keunikannya sendiri akan berpartisipasi dengan caranya sendiri.
Everyone talks about leaving a better planet for our kids, lets try to leave better kids for our planet.

Demikian twit salah satu akun yang saya follow di twitter. Terjemah bebasnya kurang lebih "semua pihak membicarakan bagaimana menjaga dan mewariskan lingkungan yang lebih baik untuk anak-anak kita sebagai generasi penerus, bagaimana jika kita mencoba mempersiapkan generasi penerus yang lebih baik untuk alam?"

Menurut saya cukup logis, mengingat kerusakan alam membutuhkan perbaikan yang akan membutuhkan banyak usaha dan waktu, mungkin 1-2 generasi tak akan cukup untuk memperbaiki kerusakan alam yang telah "kita" wariskan ini.

Lalu mengapa tak mencoba upaya yang lebih terukur? mempersiapkan generasi yang lebih baik, sebuah generasi yang mungkin akan mampu melakukan ha-hal yang saat ini dianggap mustahil, generasi pendobrak, yang belajar banyak mengenai kegagalan-kegagalan pendahulunya, kesuksesan di satu sisi dan efek negatifnya di lain sisi. Mempersiapkan generasi tangguh yang mampu mengelola dirinya dan alam lebih baik dari generasi saat ini. Sebuah ide yang utopis, namun jauh lebih masuk akal daripada upaya-upaya perbaikan yang menurut saya hanya kampanye-kampanye basa-basi penebus dosa-dosa sejarah :)

Jejaring Sekolah Raya
Gak dikotomis juga sih, jadi selain ada yang memperbaiki lingkungan dengan segala usahanya kenapa gak sebagian lain fokus pada "mempersiapkan generasi tangguh"?, generasi yang lebih baik untuk alam, generasi yang ramah lingkungan, generasi yang mampu bertahan hidup menghadapi "neraka-neraka" yang telah kita ciptakan kemarin dan saat ini.

Itu adalah sebuah gambaran besar, visi global yang memerlukan penerjemahan dan diwujudkan dalam skala lokal. Artinya visi global ini tidak akan ada artinya jika tidak diwujudkan dalam aksi dilingkungan kita. Apa wujud aksi itu sangat tergantung dari kreatifitas dan lingkungan dimana kita berada, berbagai kegiatan positif disadari atau tidak sudah banyak membantu mewujudkan visi global dalam mempersiapkan generasi penerus yang tangguh.

Kita yang terdiri dari berbagai entitas dengan segala keunikannya masing-masing telah menciptakan lingkungan nyata yang menjadi tempat tumbuh diri dan orang-orang di sekeliling kita. pertanyaannya, apakah lingkungan yang telah kita ciptakan dengan sadar atau tidak itu merupakan wadah yang subur untuk tumbuh dan berkembangnya generasi tangguh?

Saya dengan segala keterbatasan telah mencoba melakukan hal-hal biasa yang sebisa mungkin sejalan dengan visi "mempersiapkan generasi tangguh", saya mencoba dengan hal-hal yang saya bisa lakukan walau sedikit dan tak bermakna, saya percaya kekurangan saya akan menjadi peluang bagi orang lain, yang dengan keunikannya sendiri akan berpartisipasi dengan caranya sendiri.

Dalam skala kecil, saya ingin anak-anak saya menjadi bagian dari generasi yang tangguh itu, untuk mewujudkannya tentu saya harus banyak belajar dan memperluas wawasan agar banyak memiliki referensi dan perbandingan untuk mengaplikasikan yang "best practises" untuk anak-anak saya, mereka berhak mendapatkan yang terbaik dari saya sebagai orang tuanya.

Dalam bab 8 buku Anak Bukan Kertas Kosong dibahas mengenai "peran dan sikap orang tua dalam pengembangan bakat anak" apa saja? keteladanan, menciptakan suasana yang inspiratif, menstimulasi anak untuk belajar dan terakhir  menyediakan kesempatan belajar. Saya sering membaca ulang bab tersebut untuk menggali inspirasi dan mencari ide-ide untuk mewujudkannya, 4 hal ini semuanya berada dalam "lingkaran" yang saya mampu untuk berbuat.

Saya mulai melihat anak-anak dengan cara berbeda, mencoba memahami dengan sudut pandang (perspektif) yang lebih luas. Bukankah untuk mengubah orang lain, hal pertama yang wajib kita ubah adalah diri kita sendiri?

Saya telah banyak membaca mengenai tips-tips atau cara yang baik dan efektif dalam berinteraksi dan berkomunikasi, kenapa tidak saya coba untuk menerapkannya kepada anak-anak?

Saat ini kita mungkin memandang anak-anak sebagai manusia tanpa pengalaman yang keras kepala dan tak mau belajar, padahal kelak mereka akan memandang kita sebagai orang tua yang kolot dan ketinggalan zaman, terlebih jika saat ini kita salah mendidik anak-anak ini, mungkin kelak mereka akan menyalahkan kita... padahal saat ini kita sudah berbuat segalanya yang "menurut kita" yang terbaik untuk mereka. yah... "menurut kita".

Di situ kadang saya merasa sedih...

Minggu 19 April 2015

4 komentar

  1. Ah Mas Bisot, tulisan ini cukup menggerakan saya untuk lebih bertanggung jawab pada generasi selanjutnya :)
    1. oh yah? dumelan gak terarah ini? hihihi okelah mas, semoga kita termasuk bagian dari solusi yah, amiih :)
  2. Kak salman, arti makna dari generasi selanjutnya itu apa yaaa ??? #Dikeplak
    Tapi bener banget, ubah diri kita sendiri dulu sebelum mengubah yg lain :-)
    1. :) kak cumi sudah dewasa
No Spam, Please.