PKPL kesekian

Anak-anak ini freshgraduated lulusan SMA yang sama sekali belum memiliki pengalaman kerja, tidak banyak pilihan bagi mereka untuk memasuki dunia kerja, lowongan sebagai pelayan dan office boy kafe dengan tawaran "gaji bersih" perbulan nampaknya bukan sebuah pilihan tapi satu-satunya sebuah pintu awal memasuki dunia kerja. Setelah banyak berbicara mengenai proses bisnis dan tanggung jawab calon pekerja, 2 anak tersebut diharuskan menyerahkan KTP Asli dan Ijazah mereka sebagai salah satu syarat untuk bekerja. Nampaknya sesuatu yang tidak memberatkan, mereka mengiyakan saja.
Malam minggu lalu (18 Okt) sengaja ke Jakarta untuk mengantar 2 orang tetangga kecamatan yang hendak memenuhi lowongan pekerjaan di kafe teman.

Anak-anak ini freshgraduated lulusan SMA yang sama sekali belum memiliki pengalaman kerja, tidak banyak pilihan bagi mereka untuk memasuki dunia kerja.

Lowongan sebagai pelayan dan office boy kafe dengan tawaran "gaji bersih" perbulan nampaknya bukan sebuah pilihan, tapi satu-satunya sebuah pintu awal memasuki dunia kerja. Di lain pihak selain gaji mustinya para pekerja memperhitungkan pengalaman kerja sebagai portofolio mereka nantinya.

Setelah ngobrol dan diskusi mengenai proses bisnis serta tanggung jawab calon pekerja atau karyawan, 2 anak tersebut diharuskan menyerahkan KTP Asli dan copy Ijazah mereka sebagai salah satu syarat untuk bekerja. Nampaknya sesuatu yang tidak memberatkan, mereka mengiyakan saja.

Saya yang belum pernah "benar-benar" bekerja terikat kecuali setelah menjadi PNS agak lama memahami fakta-fakta yang saya hadapi selama ini. Namun mengingat beberapa anak-anak fresgraduate yang harus menyerahkan sejumlah uang dan ijazah mereka juga "ditahan" jika bekerja di pabrik untuk sebuah kontrak kerja, rasanya saya mulai dapat memahami. Sebuah dunia yang sering saya dengar ini akhirnya saya saksikan walau hanya kali ini saja. Untungnya di kafe teman saya ini tidak perlu menyerahkan sejumlah uang.

Awalnya saya agak pesimis dengan 2 anak ini, namun dihadapkan dengan kondisi persyaratan yang menurut saya agak berat itu saya rasa anak-anak tersebut akan "survive" dan "dipaksa" berubah.

Saya percaya sebuah sistem diciptakan dengan alasannya masing-masing, sistem perekrutan dan sistem mempekerjakan juga demikian. Kafe teman ini sudah lama berdiri, hanya saja setahun terakhir vakum tidak ada kegiatan dan baru akan soft opening awal November 2014.

Dulu saya suka di Kafe ini karena suasananya yang ethnik (gebyok kayu jati berukir dan berbagai barang-barang etnis) dan jika weekend kerap mengadakan live akustik dari crew studio yang juga satu tempat.

Untuk teman-teman anak band yang tinggal di seputaran kali malang pondok bambu kemungkinan besar tahu atau pernah mendengar kafe, studio musik dan rekaman Renoz.
kafe, studio musik dan rekaman Renoz
http://kinozuke.blogspot.com
So, rencananya mau janjian lagi di studio renoz yang katanya khusus kafenya mau pakai nama "Kedai Tempat Gue" :) gak tau yah, kalau hari kerja agak susah hang out di lokasi yang jauh dari stasiun kereta, kalau weekend sih memungkinkan karena masih suka ngebolang pake motor.

Lets see, kira-kira berapa lama anak-anak itu akan bertahan, saya akan langsung lihat sendiri dan menemukan jawabannya langsung nanti saat ngopi bersama teman-teman di Kedai Tempat Gue Jalan Mesjid Al-Wustho No. 3A Pondok Bambu Jakarta Timur.
Kedai Tempat Gue

Seandainya bukan weekend pasti akan banyak anak sekolah manis kinyis-kinyis pada hang out karena letaknya yang berdekatan dengan salah satu SMU Negeri :) *maksud lo?*

Itu aja catatan pagi ini, mari menikmati kopi pagi di Jumat ceria ini :)

Note: setelah mengantar mereka lanjut ke Kellys Cafe Tebet ketemu teman-teman Blogfam.

Posting Komentar

No Spam, Please.