Alvin Toffler membuat analisis tentang taktik intelejen yaitu sebagai berikut:
1. Taktik Untuk Mengetahui (need to know tactic)
Hal tersebut dimaksudkan sebagai berbagai informasi yang harus diketahui oleh para pejabat tertentu. Berbagai informasi dimasukkan ke dalam arsip tertentu dan diberi tanda "untuk diketahui". Di samping itu, ada pula taktik kebalikannya yang disebut taktik tidak perlu tahu, di mana para bawahan secara sangat disiplin akan menjawab "tidak tahu".
2. Taktik Terpaksa harus Tahu (forced to know Tactic)
Hal tersebut dimaksudkan bahwa seseorang dalam sebuah kelompok terpaksa harus tahu dengan informasi yang ada. Bila terjadi sesuatu, ia harus ikut bertanggung jawab. Oleh karena itu, taktik seperti ini dikenal juga dengan singkatan CYA (lindungi dirimu: cover your ass), artinya setiap orang harus bertanggung jawab apabila tenyata terdapat kesalahan atas informasi yang mereka telanjur ketahui.
3. Taktik Penghapusan (the omission tactic)
Hal tersebut dimaksudkan sebagai tindakan untuk segera menghapuskan atau memusnahkan segala bentuk informasi.
4. Taktik Menggiring Bola (the derrible tactic)
Hal tersebut dimaksudkan sebagai cara untuk memberikan informasi setahap demi setahap, sehingga dengan informasi yang diberikan secara sedikit demi sedikit, pihak yang berkonspirasi dapat mengetahui reaksi yang ada sebagai bahan masukan untuk membuat rencana taktik selanjutnya.
5. Taktik Asap (the vapor tactic)
Hal tersebut dimaksudkan taktik untuk menyebarkan desas-desus dan bersamaan dengan desas-desus itu sedikit demi sedikit dikeluarkan informasi yang benar, sehingga pihak yang berkonspirasi tersebut dapat mengetahui bagaimana reaksi sasarannya setelah terkena desas-desus tersebut.
6. Taktik Memukul dari Belakang (the blow back tactic)
Hal tersebut dimaksudkan taktik dengan cara mengirimkan beberapa informasi palsu ke luar negeri. Dan diharapkan pers di negeri yang menerima informasi tersebut "menikmati" berita informasi palsu tersebut dengan berebutan. Hal ini dimaksudkan pula sebagai upaya untuk menyesatkan atau melihat reaksi dari sasaran.
7. Taktik Bohong Besar (the big lie tactic)
Hal tersebut adalah cara-cara propaganda yang telah diperkenalkan oleh Jesef Goebels selama Perang Dunia II. Mereka yakin bahwa kebohongan yang konsisten dan disampaikan secara berulang-ulang dapat diyakini sebagai kebenaran oleh pihak sasaran.
8. Taktik Pembalikan (the reversal tactic)
Hal tersebut adalah cara untuk memutar-balikkan fakta yang sebenarnya dengan memanfaatkan teknologi media massa.
tentu saja dalam prakteknya akan dapat ditemui berbagai kombinasi dari taktik diatas dan tentu saja taktik andalan tidak akan pernah diungkap, taktik tersebut dibiarkan cair dan tidak berbentuk, tidak tertulis dalam literatur manapun kecuali dengan kamuflase dan enkripsi berlapis.