Belajar dari buku Bakat Bukan Takdir

Setiap anak tumbuh berkembang mengarah pada cita-cita yang paling banyak memberinya energi kehidupan
  Belajar dari buku Bakat Bukan Takdir
"Anak Saya punya Bakat Bagus Menjadi Pesepakbola, Tetapi Tak Akan Memaksanya" ungkap Cristiano Ronaldo atau CR7 kepada  saluran Zhejiang TV satelit, yang sedang membuat acara bersama Ronaldo sebagai bagian dari reality show tentang dirinya beberapa saat lalu.

Bakat itu apa? Bakat (aptitude) secara umum dipahami sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan,  pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain.

Menurut KBBI daring (online) bakat /ba·kat /n 1 alamat (tanda-tanda bahwa sesuatu akan terjadi): -- hujan; 2 dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir: ia memiliki -- melukis (menyanyi dan sebagainya);

berbakat/ber·ba·kat/ v 1 berbekas; ada bekasnya; 2 mempunyai dasar kepandaian yang dibawa sejak lahir; berpembawaan: ia - dagang; anak itu - melukis;

Buku Bakat Bukan Takdir mengajak kita untuk tidak berhenti pada pengertian semacam itu. Mengapa bakat bukan takdir? menurut Mas Bukik dan Andrie Firdaus adalah karena bakat bukanlah sebuah kata benda, bakat adalah pengembangan potensi hingga menjadi sebuah tindakan nyata atau sebuah karya yang bermanfaat.

Dengan cara pandang demikian apa yang diungkapkan Cristiano Ronaldo tentang anaknya di atas bukanlah bakat, namun potensi. Potensi kecerdasan tubuh untuk menjadi pesepak bola profesional seperti dirinya. Apakah anaknya kelak akan menjadi pesepak bola yang berbakat? itu akan sangat tergantung pada pengembangan potensi si anak untuk menghasilkan karyanya dalam permainan sepak bola.

Dalam buku ini terdapat tulisan "Setiap anak tumbuh berkembang mengarah pada cita-cita yang paling banyak memberinya energi kehidupan"

Sulit bagi saya untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan "yang paling banyak memberinya energi kehidupan". Mungkin kita bisa berkaca dan menanyakan hal itu pada diri kita sendiri. Apa yang yang paling banyak memberikan diri kita energi kehidupan? Kekayaan? Jabatan? Banyak teman? Prestasi yang gemilang? Anda pasti tahu apa jawabannya :)

Buku Bakat Bukan Takdir menyebut beberapa nama termasuk Marcus Buckingham. Marcus Buckingham dikenal lewat buku First Break All The Rules dan Now, Discover Your Strength yang memang berkaitan dengan pengelolaan potensi seseorang dan menjadikannya bakat. Namun buku Bakat Bukan Takdir jauh berbeda dengan buku-buku itu dan buku pengembangan diri lainnya, kenapa? karena buku ini lebih mirip modul pelatihan pengembangan bakat anak bagi pembacanya daripada sebuah buku bacaan.

Saya sudah beberapa minggu mencoba memahami buku ini hanya dengan membacanya, hingga kemudian mengimajinasikan buku ini sebagai modul, kemudian saya paham, buku ini mengajak pembacanya untuk aktif menerapkan topik yang dibahasnya. Jika saja sejak awal membaca buku ini saya sudah paham bahwa buku ini lebih ditujukan untuk pelatihan mandiri, tentu tulisan saya ini sudah selesai beberapa minggu lalu :)
Pelatihan mandiri tentu beda dengan berlatih sendiri, pelatihan mandiri membutuhkan rekan untuk saling berinteraksi. Mungkin itu yang diinginkan buku ini sehingga pada halaman awal terdapat kolom "nama teman belajar".

Akhirnya, Buku Bakat Bukan Takdir ini akan menciptakan pengalaman seperti sedang mengikuti sebuah pelatihan pengembangan kepribadian bersama dengan pembaca lain. Saya tidak akan heran jika berikutnya akan ada pelatihan-pelatihan yang akan dilakukan dengan menggunakan buku ini sebagai modul pelatihannya. Jika memang ada waktu, kemungkinan besar saya akan mengikuti pelatihannya :)

Belajar dari buku Bakat Bukan Takdir
"Anak-anak di zaman kreatif memilih profesi bukan hanya untuk memperoleh penghasilan, tapi merasakan kepuasan dari gaya hidup sebuah profesi yang elegan"

Salam.

6 komentar

  1. Buku ini merupakan panduan yang kece ...
    1. Cari teman belajar dan coba praktekkan :)
  2. Buku ini sangat cocok bagi orgtua utk mengarahkan anaknya agar bisa memaksimalkan potensinya. Kemarin udah beli, bukunya mantap, tinggal praktiknya aja. :)
    1. Pantau twitter Mas Bukik mas, sepertinya suka ada gathering membahas buku ini semacam persiapan praktik sepertinya :)

      Trims sudah mampir
  3. Wahhh... pengen baca bukunya
    1. Ayo kak, gak ada sekolah menjadi orang tua, jadi gak ada kata terlambat untuk selalu belajar menjadi orang tua yang baik :)
No Spam, Please.