Sepagi ini seorang ibu berwajah resah menemani anaknya menyeberang di sebuah jalan protokol yang sesak berdesak. Kendaraan-kendaraan yang terpaksa berhenti menyalak seperti anjing galak saat keduanya menyelak. Di balik kaca kendaraan itu, wajah-wajah resah lain teriakkan sumpah serapah.
Sesore ini mobil dan motor padat berdesakan coba menangkan perlombaan. Tiap detiknya seharga nyawa penyebrang jalan yang tiba-tiba melintas memotong haluan. 2 orang penyebrang melambai-lambaikan tangan meminta waktu para pengendara yang sedang berkejaran. Angkot menyerobot maju karena dipikir itu bagian dari rezekinya yang harus ia rebut, karena banyak sekali tuhan-tuhan hadir di jalanan yang seperti rimba ini.
Bagaimana dengan malam? Saat malam tiba, orang-orang yang tersisih di rimba siang tersenyum perlihatkan taring yang siap menerkam. Malam memiliki aturan sendiri. Saat siang lemah tak berdaya, saat malam mereka lah penguasa tahta angkara. Luka yang disemai saat siang, tumbuh subur mencari mangsa.
#nulisrandom2017 #ke5
_________
Selain itu juga sempat ngedumel pendek:
Melihat jiwa kepemimpinan seseorang itu abal-abal atau beneran ternyata bisa dari kaderisasi dan pembinaan si leaders kepada para penerus atau penggantinya. Kalau gak ada yah itu salah satu indikasi kepemimpinan abal-abal. Patut dipertanyakan track records-nya 😂
Tugas leaders sejati itu menyiapkan penggantinya, bukan menjegal kader-kader berbakat.
Menjegal bisa dengan cara halus, seperti memanjakan sehingga si kader bermental yes boss dan gak kreatif atau menggiring si kader berbuat salah sehingga masuk penjara dan matilah karirnya.