Happy Birthday, Terima Kasih Ibu.

Jika kita sedikit flashback, apa kita sadar kalau hari ulang tahun kita adalah puncak perjuangan ibu kita saat melahirkan kita?. Hari lahir kita adalah puncak perjuangannya mempertaruhkan nyawa demi melahirkan kita, pun setelah itu ia akan terus menanggung perjuangan mengasuh kita agar tetap sehat, lalu tumbuh jadi manusia seperti sekarang ini. Perjuangannya belum selesai dengan lahirnya kita.
Beberapa instansi pemerintah yang merayakan ulang tahun berdirinya merayakannya dengan istilah Hari Bakti, jelas ini dimaksudkan sebagai peringatan telah sekian tahun mengabdi. Pertanyaannya, mengapa kita manusia tidak membudayakan hal seperti itu yah?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSM1FPpCOmYgiZtEQ03j_9_JjEcOG9RRpmj7_OSRHI7LrVghHpniGJgpVyzxF6aYiMJk3zvn8b3WnYX2-xXJetNcNRdC5cRsBZOmkTSCxwlUAZfjac9Xd1rd34_XgKybudqRaJY4Rnhmg/s1600/Kue_ulang_tahun_unik.jpg

"Hello Happy Birthday, selamat Hari Kelahiran..." 
"Selamat yah telah sekian tahun mengabdi di bumi ini". 
Sekarang ini ucapan seperti itu jelas merupakan ultah yang aneh :D mungkin yang mengucapkan kurang piknik atau berasal dari bumi datar, tapi buat saya itu terdengar keren, bukankah dengan begitu kita akan lebih menghargai umur kita, dus menghargai orang yang lebih tua dari kita karena telah lebih dahulu terlahir yang berarti telah lebih lama mengabdi. :)

Jika kita sedikit flashback, apa kita sadar kalau hari ulang tahun kita adalah puncak perjuangan ibu kita saat melahirkan kita?. Hari lahir kita adalah puncak perjuangannya mempertaruhkan nyawa demi melahirkan kita, pun setelah itu ia (bersama ayah) terus menanggung perjuangan mengasuh kita agar tetap sehat, lalu tumbuh jadi manusia seperti sekarang ini. Perjuangannya belum selesai dengan lahirnya kita.

Mengapa ulang tahun kita yang merayakan? padahal yang berjuang mempertaruhkan hidup mati setelah 9 bulan mengandung adalah ibu kita? 

Mengapa kita tidak mengucapkan selamat kepada beliau, jikapun sudah tidak ada, minimal doa sebagai ungkapan terima kasih kita, anak-anaknya yang egois ini.

Dengan mengingat semua itu, apa pantas yah kita merayakan hari kelahiran kita dengan hal-hal yang absurd atau negatif bahkan gak ada hubungannya dengan ibu kita, akal kamu sehat?

Absurd itu seperti melempari teman yang ulang tahun dengan tepung, telur busuk, lumpur dan hal-hal yang konyol lainnya... yah absurd. Kalau yang negatif itu yang merayakan ulang tahunnya dengan pesta minuman keras dan semacamnya. Intinya mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya. Mubazir dan pemborosan untuk hal-hal yang tidak dibutuhkan hanya karena trend gaya hidup yang entah dicontek dari budaya mana.

Saya hanya berkaca pada tahun-tahun yang begitu cepat berlalu, saya tidak merayakan ulang tahun, milad atau apalah istilahnya, tapi mengingat hari itu adalah puncak perjuangan ibu saya, maka ingin rasanya berziarah ke makamnya.

Pernah gak kamu memarahi ibu kamu? 

Yah mungkin karena terlambat menjemput kamu, memprioritaskan saudara kamu yang lain atau lebih mendahulukan ayah kamu? atau hal-hal lain yang sifatnya manusiawi. Karena bagaimanapun kasih dan sayangnya seorang ibu, beliau tetap malaikat yang mewujud sebagai manusia, sehingga kelemahan-kelemahan yang sifatnya manusiawi melekat pula padanya. 
Pun dengan kelemahan itu seorang ibu idealnya adalah merupakan representasi sempurna di dunia ini akan sifat Rahman dan Rahim sang Maha Pencipta. 
Maka hormatilah seorang ibu, walau dia bukan ibu kandungmu, walau dia bukan ibu yang pernah melahirkan, walau dia calon seorang ibu... terlebih lagi jika dia adalah ibu kamu.

Posting Komentar

No Spam, Please.