racau




Kondisi antara tidur dan terjaga ini adalah kondisi yang pas untuk berbicara dengan bayangan, bayangan murungmu juga kerap hadir.

Logikamu enggan menganggap perbincangan dalam dunia bayangan ini, logikamu akan menganggap semua ini adalah khayalan kekanak-kanakan.

Jika taraf perbincangan kita sebegitu menyata di alam bawah sadar, logikamu akan menamakannya sebagai mimpi, lalu mengabaikannya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBVytBIz17DmLac0agTCdfpG7FyDe5UcjaQ3QDcxV6R-TRrDgw-EpVQz6LPUv5oIxMo5i8mqidmXFG-8zKQnpl81BzxN7RSXaaSl0dWz2rvKpA4pYuxdLFAAsU1em6wtQ7nTXKqRAxuO2y/s1600/Robert+and+Shana+Parke+Harrison1.jpg
pictue from: Mundo Ala Deriva

Aku yang terjaga saat bermimpi dan kau yang bermimpi saat terjaga... Kenapa harus demikian? Dapatkah kita berbicara saja tanpa dimensi?

Apakah saat pertemuan pertama kita adalah benar-benar pertemuan yang pertama? Tatapan matamu... Kenapa aku merasa begitu mengenalnya?

Bukan hanya kenal, tatapan mata itu... Milik sebuah bayangan yang selalu hadir mengajakku melintasi ruang dan waktu. Penunjuk jalanku!

Entah kemana... Aku tak peduli akan kemana jalan ini membawaku, bersamamu, aku tak perlu arah, tak perlu tujuan, waktu membeku!

Aku tidak heran jika kau tahu semua, baik yang sudah ataupun akan kukatakan. Kenapa kamu heran jika sebaliknyapun aku begitu?

Aku kagum dengan cara bagaimana kamu merangkai sebuah makna yang aku pahami menjadi kisah yang panjang dengan segala dramanya.

Dimana indahnya jika kita sudah memahami semua ini? Tak ada lagi tangis dan tawa. Dan kekagumanku padamu bukan hanya karena itu.

Bahwa dengan berbincang denganmu, aku semakin paham bahwa tidak ada aku dan tidak ada kamu di ruang yang kita sebut "kenyataan".

Aku kagum pada bagaimana kamu membuatku paham akan ketiadaan ini tanpa marah padamu. Eksistensi apa yang tersisa dalam dunia bayangan ini?

Karenanya aku tak menyalahkan logika yg enggan menganggap perbincangan kita tak pernah terjadi, lalu kita berinteraksi layaknya orang asing.

Berinteraksi dan melekatkan diri dengan segala perbedaan agar eksistensi tetap ada. Aku - kamu, lelaki - perempuan, hitam - putih dst.

Jauh... (Kata yang tak pernah ada dalam dunia bayangan), yah kau yang jauh namun juga dekat, kau yang dekat namun begitu jauh.

Tidakkah permainan ini melelahkan? Haruskah? Bolehkah aku hanya menunggumu saja dalam dunia bayangan ini?

Entah bagaimana menjelaskan kekagumanku akan bagaimana caramu membuatku tetap bertahan dalam kelemahan dan kebimbangan ini.

Namun untuk apa menjelaskan jika kamu tahu semua kata yang akan kukatakan. Aku "ada" disini, karena aku adalah kamu, dan kamu adalah aku.

Dan tatapan matamu... Saat pertemuan pertama itu... Tidak lain adalah mataku yang ada padamu, kau melihat dirimu ada padaku.

Entah kenapa dinamakan cinta pada pandangan pertama, sedangkan tatapan itu bukanlah tatapan pandangan yang pertama. Itu mataku sendiri!

Namun baiklah... Gunakanlah mataku sebagai matamu, entah sampai kapan aku mampu menjaga hatimu yg ada didadaku.

Saat menangis, ingatlah, itu berasal dari kesedihan hatiku yang ada didadamu. Aku mohon ijinkan aku menyeka dan menghentikan tangisnya.

Hanya itu, setelah itu aku pamit untuk kembali menjadi orang lain yang asing kembali, agar kisah ini tak pernah usai. Entah sampai kapan.

_______________________
sebagaimana ditwitkan pada Minggu 19 Mei 2013

9 komentar

  1. keren..bisa minta bantuannya ga? berkunjung ketempatku yah :)

    http://edensora.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun-ruang.html
    1. :) consider it done
  2. keren boss, mantap rangkaian katanya. Salam Nusantara.
    1. salam nusantara :)
  3. mmhhh....mangut-mangut dah...
    salut racaunya om. hehe
    1. kritiknya om sadamdda basement :)
  4. informasi menarik terima kasih sudah disampaikan salam sukses selalu !
  5. izin kopas ndan..
    1. copas mau diapain sih? :D
No Spam, Please.