Sekelumit kisah tentang Boto Lempangang

Apakah kekuatan hipnotis itu mampu mempengaruhi pula sel photografik ataupun detektor elektrostatik dan sensor kamera
Sekelumit kisah tentang Boto Lempangang.

Bagaimana ia menempuh proses dramatik menjadi boto (futurolog, peramal) Kerajaan Gowa?.


Ia berasal dari Ampangang (Ada yg tahu Ampangang itu di mana?). Ia menantang boto resmi kerajaan dalam keahlian hipnotis. Taruhannya? Apabila ia menang, ia akan menjadi boto kerajaan, dan apabila kalah ia dihukum mati.

Maka dibentuklah panitia untuk melaksanakan kompetisi ini. Panitia menanam bajak dan sisir sawah (garu). Kemudian sang penantang disuruh lebih dahulu untuk menebak apa yang ditanam itu. Dengan serta merta orang dari Ampangang ini mengatakan itik putih dua ekor. Maka dipanggillah prajurit kerajaan untuk menghukumnya.

Tetapi orang Ampangang ini menyela: "Tunggu, gali dahulu apa yang ditanam itu." Maka digali lah dan akhirnya melompatlah keluar dari lubang galian itu itik putih dua ekor. Saat itu juga ia dinobatkan menjadi Boto Kerajaaan Gowa.

Begitu upacara pelantikan selesai, Boto Lempangang berkata. 

"Hai itik kembalilah kau pada wujudmu yang asal." Kedua ekor itik putih itu berubah menjadi bajak dan sisir sawah kembali. Berkomentarlah tau jaiya (majelis, large audience): "Tau anjari kananna." (orang yang mewujudkan ucapannya).

kisah Boto Lempangang


Apakah kisah Boto Lempangang itu omong kosong belaka? Tunggu dulu!

Ilmu sirap (hypnosis atau hipnotis) dalam perjalanan sang waktu yang panjang ditengarai sebagai salah satu praktek sihir. Barulah dalam abad belakangan didemistifikasi, artinya mistik itu dirasionalisasikan, dan menjadi bagian dari proses penyembuhan dalam dunia kedokteran (Hypnotherapy). Bahkan dalam beberapa negara proses penyembuhan dengan hypnosis ini dapat diasuransikan.

Seorang ilusionis yang unggul mampu menimbulkan ilusi optikal di kalangan tau jaiya. Misalnya tukang sulap India dengan kemampuan menimbulkan ilusi tali bergulung yang ujungnya tegak seperti ular kobra. Dody Corbuzier dan David Copperfield tentu lebih spektakuler dalam soal yang satu ini. 

Nah, tidak berlebihan kiranya jika Boto Lempangan sang "Boto" yang dalam ungkapan rasional masa kini mungkin adalah seorang ahli hypnotis, ilusionis yang mampu memberikan sugesti positif berupa ilusi optikal itik putih dua ekor kepada khalayak saat itu. Btw, di samping sugesti positif ada pula ilusionis yang mampu memberikan sugesti negatif, dan ini dikenal dengan ilmu siraung di daerah Sulawesi. Dahulu orang yang silariang memakai ilmu ini, ilmu melenyapkan diri dari pandangan orang. Ilmu halimunan kalau versi sandiwara radio "Saur sepuh".

Dari manakah datangnya energi untuk keperluan ilmu sirap itu? Apakah energi tersebut itulah yang dikenal sebagai "kekuatan magis" dalam dunia persihiran yang dikenal di kalangan bangsa-bangsa Proto dan Deutro Melayu di Kepulauan Nusantara dan Polynesia, dikenal dengan nama "orenda" di kalangan Indian Iroquios, "wakan" di kalangan Indian Sioux, "manitou" di kalangan Indian Algonquian? Bagaimana seandainya itik putih atau tali itu difoto, baik foto analog atau foto digital? Apakah kekuatan hipnotis itu mampu mempengaruhi pula sel photografik ataupun detektor elektrostatik dan sensor kamera? Apakah Itu tergantung pada tenaga yang tersimpan dalam diri penyirap yang mampu ia salurkan keluar? atau pada mata khalayak yang menyaksikan?

Silahkan jawab sendiri, karena bisot juga gak tahu jawabannya.



Reff:
Kolom Harian FAJAR bertajuk "Wahyu dan Akal, Iman dan Ilmu" oleh: H.Muh.Nur Abdurrahman. Makassar, 12 September 1993.




  Komentar: 6 

adhyanti   Senin, 7 January 2008 @ 23:43 WIB   
maaf, apa betul ejaannya boto ?? bukannya bonto ya??
bisot   Selasa, 8 January 2008 @ 00:07 WIB
wah makasih banyak atas masukannya...

baiklah...
sampai saat ini dan berdasarkan literatur yg ada sama saya "boto" adalah ejaan yang benar. fariasi lain seperti botto (dengan double t) ataupun bonto malah lebih mirip dengan arti butta (bumi atau tanah).

adapun lempangang ada juga yang menulis lempangngang dengan double "ng" tapi saya memilih lempangan dengan alasan yang sama, erdasarkan literatur yang saya tahu, ejaan yang benar adalah boto lempangang, seperti yang tertulis sebagai nama jalan diberbagai kota di sulawesi selatan.

sampai saat ini seperti demikian.

terimakasih. 
bisot   Selasa, 8 January 2008 @ 00:23 WIB
sukurlah, adhyanti domisili di makassar yah?. bagaimana tampilan blog saya di buka dengan opera? karena saya lebih sering menggunakan mozilla. 
nandar_faiz   Selasa, 8 January 2008 @ 07:05 WIB  
cerita rakyat dari makasar saya banyak tidak tau, jadi psotingnya bagus menambah wawasan saya
cool_forever   Selasa, 8 January 2008 @ 10:41 WIB  
hmm..... baru tau ceritanya....
ratu_balqis   Selasa, 8 January 2008 @ 14:41 WIB  
raja bisot........
sengaja ratu datang ke sini....
untuk sungkem....
tapi maaf ga da komemt...
karna ratu gak tau ....mesti koment apa..... 
vega_enz   Selasa, 8 January 2008 @ 20:06 WIB   
veg masih bingung lho soal illusionist itu
kok mereka pada bisa ya ngelakuin hal2 yang tadinya kita anggap 'gak mungkin'
rusle   Rabu, 9 January 2008 @ 18:32 WIB  
wah sa baru tahu ceritanya botolempangan begitu ya...

btw, bagus review ta ttg hypnotis itu! sa dapat ilmu nih disini...


Posting Komentar

No Spam, Please.